I. RIWAYAT TEATER RAS Teater RAS ( Rukun Agawe Santoso) didirikan pada tanggal 25 Juni 1989 diprakarsai oleh Seno Dirjo Subroto di daerah Slipi Jakarta Barat. Teater Ras yang berlatih di halamaman Pengadilan Jakarta Barat beranggotakan + 20 orang yang masih aktif yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, karyawan, buruh dan wiraswastawan. Prestasi yang telah di raih diantaranya, 1. Tahun 1989, penata artistic dan group terbaik pada parade teater HSBI ( Himpunan Seni Budaya Islam), dalam PEMBEBASAN Karya JH. Nasution. Dengan Sutradara: Seno Dirjo Subroto. 2. Tahun 1990, penata artistic dan group terbaik pada festival teater se- Jakarta Barat, dalam PERJALANAN KEHILANGAN Karya Noorca Marendra Masardi. Dengan sutradara : Seno Dirjo Subroto. 3. Tahun 1991, juara group dan sutradara terbaik pada festival teater HSBI dan mendapat piala bergilir Mentri Agama RI, dalam MEGA MEGA Karya Arifin C. Noor. 4. Tahun 1992, Aktor dan Aktris terbaik pada festival teater se Jakarta Barat dan grup yang dibina Dewan Kesenian Jakarta pada Finalis Festifal Teater Jakarta se- DKI, dalam MANDOR PIKUN Karya H. Moctar Sum. 8. Tahun 1994, Aktor pembantu pria terbaik pada festival teater HSBI, dalam BUKAN DISINI Karya/Sutradara : Arif Hartono 9. Tahun 1994, Pementasan pada pergelaran 10 teater pemenang festival teater se- DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, dalam KESAKSI AN Karya/Sutradara : Seno Dirjo Subroto. 10. Tahun 1995, Group terbaik pada festival teater se- Jakarta Barat dan finalis teater se-DKI, dalam WABAH Karya/Sutradara: Arif Hartono. 11. Tahun 1997, Group terbaik pada festifal teater se- Jakarta Barat dan finalis teater se- DKI dalam MINAK JINGGO Karya/Sutradara : Seno Dirjo Subroto. 12. Tahun 2000, Group terbaik pada festival teater se- Jakarta Barat dan finalis se- DKI dalam MALAM JAHANAM Karya Mongtinye Bosye. Dengan Sutradara : Arif Hartono 13. Tahun 2001, Group terbaik, Sutradara terbaik, Aktor terbaik se-Jakarta Barat dan frnalis se- DKI dalam DUA KECOAK Karya Yusril KW (.adaptasi cerpen) Dengan Sutradara : Arif Hartono 14. Tahun 2002, Juara Harapan pada festival teater se- Jakarta Barat, dalam LELAKI TERINDAH Karya Seno Gumira Adjidarma (adaptasi cerpen). Dengan sutradara: Arif Hartono 15. Tahun 2004, Group terbaik, Sutradara terbaik, Artistik terbaik dan Aktor terbaik pada festival teater se- Jakarta Barat dan finalis se- DKI dalam 3 X 3 karya Arif Hartono. Dengan sutradara: Seno Dirjo Subroto 16. Tahun 2005, Group terbaik, Juara Umum, Musik terbaik dan Aktris terbaik pada festival teater se- Jakarta Barat dan finalis se- DKI dalam Kecubung Pengasihan Karya H.Danarto (Adaptasi Cerpen). Dengan Sutradara : Arif Hartono. 17. Tahun 2006, bulan April, pentas “Tujuan” di Sanggar Baru TIM dengan naskah Kecubung Pengasihan Karya H.Danarto (Adaptasi Cerpen). Dengan Sutradara : Arif Hartono. 18. Tahun 2006, Grup terbaik pada festifal teater se-Jakarta Barat dan menjadi finalis pada FTJ06 yang diselenggarakan di Teater Kecil TIM dengan judul naskah Suami istri jam 3 pagi Karya Agnes Yani Sardjono dengan Sutradara : Arif Hartono. Arif Hartono sebagai Sutradara, Berteater dari tahun 1988, dan kemudian bergabung di Teater RAS pada tahun 1989. Pernah pula berteater di Teater Gong UT, Kawula Muda, dan yang terakhir Study Teater 24. Pernah menyutradarai Teater Sekolah, diantaranya SMAN 23, SMAN 57, SMAN 101 dan Teater TEMA Universitas Gunadarma. Pada Tahun 2001 terpilih sebagai Aktor dan sutradara terbaik tingkat wilayah Jakarta Barat pada FTJ tingkat Jakarta Barat. Selain Menyutradarai, dan menjadi aktor, ia juga menulis naskah untuk pementasan Teater RAS, dan di tahun 2003 pernah menjadi Terbaik II Lomba Penulisan Naskah Drama tingkat Jakarta Barat. Pengantar Sutradara : Kami akan mengadaptasi ulang karya Ryunosuke Akutagawa. Yang kami tahu, naskah Rashomon yang beredar dan yang pernah di pentaskan adalah adaptasi dari Djohan A. Nasution. Kami menganggap titik persoalan yang diangkat sangat berbeda dengan fersi Film karya Akira Kurosawa. Dengan pijakan dua referensi itulah maka kami memberanikan diri untuk mengadaptasi sendiri naskah Rashomon. Dan kemudian kami juga tidak lupa mencari referensi lain melalui perpustakaan dan internet. Bukan hanya pada pola adegan yang kami adaptasi ulang dari yang di adaptasi oleh Djohan A. Nasution, tetapi juga kepada inti dari cerita atau benang merah persoalan. Pada karya Djohan, pembunuhan dan begitu gampang orang membunuh adalah hal yang diangkat. Tetapi kami ingin mengangkat tentang gamangnya sebuah cerita dari sebuah peristiwa. Sebuah peristiwa, meskipun sumber cerita tersebut berasal dari pelaku peristiwa, tetapi cerita tersebut masih bisa diragukan kebenarannya. Sebuah peristiwa, jika sudah menjadi sebuah cerita, maka peristiwa tersebut sudah tidak objektif lagi. Peristiwa akan terkontaminasi oleh si pembawa cerita, baik karakter si pencerita, maupun kepentingan si pencerita terhadap cerita tersebut. SINOPSIS Rashomon adalah sebuah kuil tua yang ditinggalkan penghuninya, bangunnannya sudah tidak utuh lagi. Cerita bergulir dari tokoh Penebang Kayu yang sedang berteduh dari hujan bersama tokoh pendeta di kuil Rashomon tersebut. Tukang kayu bercerita, bahwa ada sebuah peristiwa pembunuhan. Pembunuhan tersebut menimpa seorang yang bernama Kanazawa Takehiko. Kanazawa Takehiko terbunuh ketika sedang melakukan perjalanan dengan kuda, melintas disebuah hutan bersama istrinya yaitu Masage. Sedang siapa yang membunuh Takehiko, terjadi kesimpang siuran cerita. Banyak kemungkinan siapa yang membunuh. Mungkin saja Tajomaru yang membunuh, karena Tajomaru adalah seorang perampok yang merampok Takehiko dan memperkosa istrinya yaitu Masage. Mungkin saja Masage, karena Masage merasa malu oleh aib yang telah menimpahnya karena diperkosa oleh Tajomaru. Atau mungkin juga Takehiko membunuh dirinya sendiri, karena tidak bisa melindungi istrinya sampai bisa diperkosa oleh Tajomaru dan tidak kuat menerima kenyataan. Atau si Penebang kayu, karena tergiur belati Masage yang gagangnya ditaburi butiran mutiara? Cerita pembunuhan tersebut menjadi banyak kemungkinan, karena para pelaku cerita tersebut menceritakan sendiri peristiwa tersebut dengan berbagai versi. PEMAIN Tajomaru diperankan Ali Nurdin Takehiko diperankan Sobari Empu Pengdjie Masage diperankan Yuni Bhisma Penebang kayu diperankan Udin Syafrudin Pendeta diperankan Seno Dirjo Subroto Pembuang Mayat diperankan Susilo Mayat diperankan Iwan STAFF PRODUKSI Supervisi ; Seno Dirjo Subroto Sutradara ; Arif Hartono Pim. Produksi ; C. Bobby Penata Musik ; Mamet Tegong Penata kostum ; Tinni Nirmala Artistik ; Seno D.S Penata lampu ; Budi Yasin Misbach Pim. Panggung ; Susilo Koordinator latihan ; R. R. Suci Jaya Sari Peralatan ; Iwan Bendahara ; R. R. Tri R Konsumsi ; Hasbullah (uwo) Ucapan Terima Kasih : – Allah SWT – Istri dan anak-anak kami yang rela berbagi waktu. – Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta – Segenap Pengurus Indraja dan Anggotanya. – Bang Rijal, Bang Edyan dan Bang Madin Tyasawan. – Andi Suspandi dan Memed Kulon – Keluarga Besar Teater RAS – Dan Semua pihak yang telah membantu terlaksananya pementasan ini. Kami akan mengadaptasi ulang karya Ryunosuke Akutagawa. Yang kami tahu, naskah Rashomon yang beredar dan yang pernah di pentaskan adalah adaptasi dari Djohan A. Nasution. Kami menganggap titik persoalan yang diangkat sangat berbeda dengan fersi Film karya Akira Kurosawa. Dengan pijakan dua referensi itulah maka kami memberanikan diri untuk mengadaptasi sendiri naskah Rashomon. Dan kemudian kami juga tidak lupa mencari referensi lain melalui perpustakaan dan internet. Bukan hanya pada pola adegan yang kami adaptasi ulang dari yang di adaptasi oleh Djohan A. Nasution, tetapi juga kepada inti dari cerita atau benang merah persoalan. Pada karya Djohan, pembunuhan dan begitu gampang orang membunuh adalah hal yang diangkat. Tetapi kami ingin mengangkat tentang gamangnya sebuah cerita dari sebuah peristiwa. Sebuah peristiwa, meskipun sumber cerita tersebut berasal dari pelaku peristiwa, tetapi cerita tersebut masih bisa diragukan kebenarannya. Sebuah peristiwa, jika sudah menjadi sebuah cerita, maka peristiwa tersebut sudah tidak objektif lagi. Peristiwa akan terkontaminasi oleh si pembawa cerita, baik karakter si pencerita, maupun kepentingan si pencerita terhadap cerita tersebut.

Published in: on 3 Juli 2009 at 09:41  Tinggalkan sebuah Komentar  

المرأة امرأة شجاعة

ماك (50)
ماك اتشيه الذين يتركون النساء أزواجهن في خمس سنوات. ماك الإناث الرقم الذي قلما يتكلم ، ويبدو أن المبادئ. وجه كامل من العطاء الحزن. ماك terusd تحدد cuthbang.

Bibah [28 عاما]
ماك الطفل الثاني. Wataknya الصعبة ، tempramental ومتهورة ، cuek ، طائش ومتهور. قبل حادثة تسونامي ، bibsh مع سبق التخطيط pernikahannya نور الدين. bibah الطبيعية بعد نتطلع إلى الاجتماع مرة أخرى مع tunangannya الذي يعيش حاليا في مخيم للاجئين. Bibah سرا حريصة akan نور الدين bibah النية على الزواج ، وإذا لم تتبع رجل على وجه السرعة.

Limah [25 عاما]
ماك أصغر طفل. Limah wataknya رعاية المرضى. على مسافة قريبة جدا من الأم. Limah البقاء مع الأم ، والعودة الى قريتهم ، حتى cutbang يمكن العثور عليهم ، وإذا كان في أي وقت للعودة الى الوطن. يتردد في بعض الأحيان إلى الانتظار لقلبه cutbang ، يريدون إغراء لتدريس مرة أخرى في meunasah الحالية في كثير من اللاجئين ، لكنه حاول قبل ماك.

زين [30]
المنظمات غير الحكومية ، والأصدقاء cutbang التي عادة ما تأتي والوعظ في الأخبار dengarnya عن cutbang. Wataknya جيدة من الاهتمام ، الشكاك [شعور] نفس المرأة. وضع persaan سرا على limah. وهذا سبب آخر روتينية زين القادمة وتقديم القليل من المساعدة ، ونريد لاستكشاف bercapek بين cutbang متعب. رغم انه لا يعيش في القرية من جديد.

شخص 1
شخص 2
وهناك 3
وهناك 4
صغير
لاكي — لاكي نصف العمر
لصوص

؛ في منزل في قرية Kajhu في اتشيه
الوقت ؛ بعد مأساة تسونامي. الغداء وبعد الظهر وفي المساء.

فتح

المرحلة المظلمة. أحيانا KILATAN CAHAYA اتفاق مكافحة الإغراق. أصوات
المدوية موجات الصوت ANGIN يصعب ضربة. ثم
سمعت الناس يصرخون من الألم والهلع ، و
بكى MANGGIL استدعاء تسمية الأشخاص هم من ابناء المحبة. في
بين الاتحاد الدولي للاتصالات ، وفي بعض الأحيان كما سمعت صرخة اسم
الله ، ANGIN تعد الموجات الصوتية والصعود هي تزأر
وجميع MENENGELAMKAN البكاء.

قريبا بدء السليمة التي استمرت فقدت. Engan تحويل الصوت
هطول الامطار. في وقت لاحق صوت هطول الامطار اختفت ،
التحول قطرات مع قطرات من الماء في الهبوط.

الدور الأول

المصباح في إبهت.

صوت قطرات المطر يسقط ببطء بين اختفى
[مصباح ابتداء من منطقة من لغة الملايو ماك متوسطة في DUDUK
الحطب الخشبية ، في مجال المسرح الرئيسية اليسار ، ل
على نطاق واسع ، ثم مجال آخر لعبة].

في الجزء الأوسط مرحلة الخلفية ، تبدو الصفحة الرئيسية
بسيطة. ارضه في الجانب الأيمن ثمة
نحن PANJANG منضدة مكسورة ، ولكن يمكن استخدام مسيح
لDUDUK – DUDUK.

ويبدو أن يجلس ماك [على اليسار أمام المسرح] في قمة السلم الإجتماعي
الخشب في كومة تستجيب لمقعد واحد. ويواجه ماك
telihat حزينة ، عيون الأمام.

من المنزل سمعت صرخة Limah الشجار وBibah.

Limah ؛ شقيقة لا يمكن ذلك. تحتاج إلى وقت

Bibah ؛ التوقيت؟ هذا خلال اسبوعين. لا أفهم لماذا يتعين علينا العودة الى هنا. ولكن في عملية الإجلاء ، والكثير منا يمكن أن يكون ما إذا كان لدينا. ماتت في هذا المكان ، Limah. ميت! .

Limah ؛ ماك ، ولكن هنا نريد أن ننتظر. وليس في عملية الاخلاء. كاك المريض. مريض!

Bibah ؛ أنا حتى لا يفهم لماذا نحن بحاجة إلى فترة طويلة berlama هنا. هذا هو نفس انتظار المعجزات. ينبغي لنا أن يخرج بحثا عن الوضوح.

Limah ؛ ماك أكثر حزينة ، حزينة semuapun الشقيقة Megertilah طفيفة.

Bibah ؛ المزيد والمزيد من مسألة ماك ماك ماك… مرة أخرى! رأسي السباحة!

Limah ؛ أخواتنا القيام بذلك في وقت لاحق procuress نسمع!

Bibah ؛ ثم تقديمه إلى caramu ، لا أستطيع أن يواصل الانتظار ، وبخاصة إن لم يكن من الواضح إلى متى الانتظار.

ثم يبدو Bibah على باب منزل كئيب مع الوجه. قبل Bibah
اغلاق الباب ، ولكن في الواقع الباب مغلق صعبة. مرات كثيرة مغلقة مرة أخرى ، ولكن
ما زال لا يستطيع. bibah الماضي سحب الباب الضيق ، واسمحوا
الباب نصف مفتوح.

Bibah ؛ [بالضيق] قرد الباب! حتى الابواب وكذلك لا يتفق معي!

Bibah قبل البعيد لجعل الحق في هذه المرحلة. ويبدو أن Limah عند الباب.

Limah ؛ الشقيقة تريد أن تذهب؟

Bibah ؛ Bibah وقف حدق الأم والذين لا يزالون يجلسون متأمل.
العثور على الهواء الطلق. Fuggy لي هنا.

Bibah بالضيق مع بالظهور من جديد. وفي الوقت نفسه يبدو زين. وتوقفت زين Bibah بدا بالضيق.

Bibah ؛ انظر ماذا ترى!

Bibah بها المرحلة.

الزين [bibah النظر في التحرك ، وحدق limah].
Assalamualaikom ، limah. [قبل ماك] ماك.

قال ماك duduknya ترتفع وزين. الحزن في وجهه ماك
فقدت مباشرة.

Limah ؛ waalaikum الصلاة.

زين limah خطوة تقترب بسرعة.

الزين limah….

Limah ؛ [ليس متحمسا والمريض) ، كيف حالك بانغ؟

الزين [شك] لم… لا يوجد أي أخبار limah.

ماك مطرقا رأسه. ماك جلوس والتأمل في المستقبل فارغة.
زين الاندفاع الى مواصلة الحوار.

الزين ولكن سأستمر في البحث ، limah. سأستمر في البحث حتى نحصل على وضوح. حتى في أي وقت. لا تزال هناك بعض الاماكن التي لا أذهب الله akan لي هناك قريبا.

Limah ؛ وتم خلال أسبوعين. [أنظر ماك]. أرى الشفقة الأم.

الزين والمرضى الأم؟ إذا كنت تحتاج إلى شيء ما في نفسي ، limah. أتمنى أن تجد

Limah ؛ procuress لا sakit.Tapi بعد الحادث لم يكن ماك أي كلمة. حتى الاخوة…

الزين مع bibah لماذا؟ … وأرى انه على ما يرام.

Limah ؛ إنه لا يريد أن يترك المريض Kajhu. وقد يرغب الاجتماع قريبا فرقعة نور الدين. ولا يزال اجلاء جنيه في نظر إليه؟

الزين [nid] نور الدين لم يكن من المرجح أن يرغب bibah بسرعة إلى الأمام. وكان نور الدين دعوة لي هنا ، لكنه يقول انه لا يستطيع. لا نعرف ما السبب.

Limah ، بل ينبغي أن تكون متزوجة. حتى عائلتنا وعائلة نور الدين ضجة جعلت بعض إعداد الرأفة أخت

Limah تشغيل قريبة من الأم لا تزال على الجلوس والتحديق مباشرة الى
المستقبل. Limah الوقوف الى جانب الأم. زين فقط مؤقتا
الاهتمام. يبدو بطيئا الصوت الموسيقية bijeh العين [Rafli
كاندي].

مصباح الى انقطاع التيار الكهربائي.

الجولة الثانية

فى منزل احد الصوت اصوات الاذاعية ،
تعلن عن الوضع بعد كارثة تسونامي
MELANDAH اتشيه وشمال سومطرة. وفي بعض الأحيان صوت مذيع
التحول السليم مع فقدان ضحايا الكوارث النسبية
الأقارب.

المصباح في إبهت.

Bibah مع tergesa يبدو dipintu أسرع الى منزلي مع حقيبة كبيرة
في ، يد تبني بعض من غيرها من الملابس التي لم
تقدم. ويبدو أن Bibah إزعاج باب المنزل. غادر الماضي
مفتوحة. Bibah قبل وضع الحقائب والملابس والحق أمام bangkuh
طويل. Bibah الجلوس dibangku ، مشغول اليدين والملابس ولعب واحدة
واحدة مع tergesa.

Bibah ؛ يكون جنون إذا كنت لا تزال menungguh! يجب ان نحاول تغيير العادات ، وليس صامتا. لا أرى الناس الذين الفرار؟. الحج يمان حتى الأغنياء ، ولها تعلق آمالا كبيرة على الذهب ، ودائما لحملة الذهاب الى اي مكان ، وأنا على استعداد للنوم مع himpit تتزامن مع الكثير من الناس dipengungsian. هذا هو الشيء الرئيسي heh…… لا استطيع ان يعقد في وقت متأخر من مقالب. قدر لي أن أستمر!.

Limah يبدو ، حدق في باستغراب Bibah

Limah ؛ الشقيقة…؟.

Bibah الذهاب إلى عجل مع tergesa. Bibah الحق مرة أخرى ،
menenteng الراديو الصغيرة ، وهي اذاعة أنباء من وقوع الكارثة
التسونامي. Bibah قبل ان الراديو لا يزال Llimah
أمام الباب

Bibah ؛ تسمع ذلك؟. كا نا deunge؟. لا بد لنا من رفع القدم من هنا. لا ليس لديهم الغذاء والكساء ، وكل ما نحتاج إليه جميعا. ولكن الان مع تفشي الأمراض الخطيرة.

Limah ؛ سمعت. cutda ولكنها تريد أن تذهب؟

Bibah خارج الإذاعة ، والجلوس والسير kebangku. Bibah دخول
الراديو مع الملابس في الحقيبة.

Bibah ؛ meu jak [الذهاب]. إلى أي مكان. أهم من هذا Kajhu امس رسالة يمكنني بانغ نور الدين. خفضت المؤسسة الذين يحملون.

Limah تبدو سعيدة. انه memdekati Bibah جلس disisinya.

Limah ، كما أنه في النهاية العودة الى الوطن؟. Dipengungsian لا يدوم؟

Bibah حدق Limah يضحك bibah مضت.

Bibah ؛ jak ويل [الصفحة الرئيسية]. الذين ذهبوا؟

Limah ؛ قطعت المؤسسة. في وقت سابق انه تم البحث cutda تحقيق رسالة من نور الدين بانغ. ويبدو أن أحد اللاجئين.

الموقف لا يزال يضحك Bibah تهكم. غادر مرحلة على التوالي ،
tatapannnya المستقبل البعيد.

Bibah ؛ Kajhu زميل لنا كا [القتلى]. Gampong سنقوم قريبا تغيير تصريف النفايات من تحت الانقاض انقاض المدينة. أسمع الكثير من الناس لا العكس لان كومة خردة وصلت تقريبا Kajhu. خمسمائة متر! [Bibah وبدوره وجه نحو Limah] افتح فمك!. خفضت المؤسسة تو على عدم العودة الى بلادهم. إلا انه عاد ليشبه ما تبقى من البضائع والسلع التي يمكن إنقاذه. حتى إذا كان هناك ما زالوا يعيشون هنا ، وهذا فقط لبعض الوقت ، وليس لمدة طويلة ونحن berlama.

Limah ؛ [تقف بالقرب من Bibah.] آغو؟. خفضت المؤسسة الذهاب مرة أخرى؟

Bibah ؛ يا!. الى جاكرتا. ما نريد أن نعيش هنا؟ زين تعتمد رحمة؟. كالو نعم انه ما زال سعيدا معك. إن لم يكن؟

Limah ؛ cutda ماذا؟

Bibah ؛ [الحسد] تمارض تمارض لا أعرف. عليك اتخاذ جيدة هنا ، يمكن أن تكون قريبة من زين. Ditengok عقد. Pantas لا تريد الذهاب. ألا تعتقدون kakakmu ني

Limah ؛ [الغاضب] لا يقول ذلك. ما لا أعرف أيضا cutda حزين؟. المسألة ليست مجرد cutbang. Cutda نعرف Meunasah مع الأرض مسطحة. بل والأسوأ لا أعرف مصير الأطفال خلال هذه mengaji في Meunasah. ولا يعتقد cutda كنت المدمرة. لا أعرف لماذا أفعل؟ [يائسة اعتقد ماك ماك…!.

Bibah ولكن الأم لم تكن المسألة بالنسبة لي. [الحق أمام المسرح ، على التوالي بعد limah]. ولا بد لي بانغ يتبع نور الدين. قبل ان غيرت رأيي. ماذا لو التقى فتاة أخرى. ما اذا كان لا يرغب في الانتظار والذهاب إلى الميدان وحده؟ فضلا لا استطيع البقاء هنا عدن سيئة.

Limah ؛ [سلس] بانغ نور الدين يريدون ميدان؟

Bibah ؛ [الانتقال إلى مقاعد البدلاء ، حيث جلست الأم عادة] Limah ، ولكنك kesayangannya الفتيات. ماك يختار دائما الحب. فقط أنت وcutbang. أنا لا تحصل على مكان dihati ماك. ما كنت ليست جميلة كما كنت؟. ما كنت أبدا ماك النكتة؟. اني لا يطيعون دائما كلمة الأم؟. وعلاوة على ذلك ، بعد أن فقدت cutbang ، ولكن فقط الذي ماك risaukan الآن. Bahakan الأب الذي فقد ديلوت قبل خمس سنوات ، حتى لا procuress!.. لقد فقدت وينبغي ، على نحو ما ابتلع التسونامي القتلى ، أو لا تزال في الحياة ، حيث لا sadarkan نفسها.

Limah ؛ cutda لا يقول ذلك.

Bibah ؛ الحقيقة. ومن لي أم لا ، ليس هناك فرق بين ماك. من يدري اذا cutbang عمد تختفي؟. على الرغم من أنه أصبح Rhang مانيانغ العمد ، ورعاية الأطفال في مصالحهم الخاصة ، وننسى في النهاية الأم kandungnya!.

Limah ؛ [وثيقة bibah] ولكن ليس عمدا cutbang تختفي. منذ الأول ، وأعتقد أننا cutbang. اعتقد انه لم يحدث نفسه. Cutbang ترك المدرسة والعمل ، حتى وإن كنا لا ترك المدرسة. Cutbang لا يريدون الاقتراب من النساء ، وليس menikahpun حتى يتسنى لنا أن لا تزال إدارة. حتى ولو لم ينقذنا وتحقيق وتيرة kemesjid اليوم ، على نحو ما يحدث.

Bibah ؛ ولكن ماذا بعد ذلك يجب أن تذهب؟

Limah ؛ cutbang لأنه لا يمكن أن تكون أنانية. هادئة في الوقت الذي لا تزال هادئة الخاصة التيارات السريعة. Cutbang الوحيد الذي لا يزال يرى الآباء والأبناء جلب المياه؟.

Bibah التحرك نحو bangkuh واقية وحمل هذه القضية.

Limah ؛ [وراء اتباع Bibah] cutda ، وكنت في بعض الأحيان اليأس. ولكن تذكر أن تتذكر كالو من cutbang ، يبدو لي أن لا يستحقون لي الشكوى. sebentarlagi الانتظار ، cutda. حتى أن هناك أنباء.

Bibah ؛ [بكى مع هستيري] PREH؟. إلى متى؟. حتى…

فجأة يفتح الباب. ويبدو ماك. Bibah الوقف الفوري. تشغيل ماك
kebangku ، حيث عادة ما يجتمع. وBibah ماك Limah الاهتمام.
ماك السبت

Bibah ؛ [محاولة مكبت صوت] الانتظار حتى متى؟. حتى أصبحت قديمة ، والقتلى ونسي الناس؟.

زين يبدو السريع خطوة سريعة نحو Limah وBibah. في
ثمة يتجزأ.

الزين غ حكاية. [لا يوجد أخبار!].

ماك زين الوقوف والتحديق. Limah اقترب زين. بينما bibah
ويتم تبريد نجلس لنرى عودة زين.

Limah ؛ [نتطلع ماذا الأخبار؟. دا cutbang ترى ذلك؟. أين؟. متى؟. كيف القصة؟.

الزين [bungkusannya توفير Limah] وليس من الواضح كيف Limah. لكنه قال ان أصدقاء في المنظمات غير الحكومية ، قد اطلع على Takengon abangmu.

Limah ؛ cutbang؟ في Takengon؟ كيف يمكنني أن أقول؟ Sehatkah cutbang؟

الزين لا تعرفني. ولكن من هنا سأقوم بملاحقة كل صحيفة لTakengon. [حماس]. هل لديك صور abangmu؟ إذا كان لديك صور ، ويمكننا أيضا أن تعلن عن disurat الخبر.

Limah ؛ [يبدو الخلط. حدق ثابت bibah اللامبالاة. ثم mengahadap زين.] انه لا فرقعة. أبرزت جميع المياه.

الزين ما ليس كذلك. كما أنني لصق الشقيق من كل وظيفة على بعد ان تخطى pengungsih.

الأم وقفت واتجهت نحو المنزل. زين وتنظر فقط Limah
مدخل الأم.

الزين ما لم توفر procuress؟

Limah ؛ لا أعرف. Isn’T أطلب صورة ، واسم cutbang طبعا ، أنا لا يجرؤ ، وتخشى الأم seudeh.

زين وLimah توقف. قريبا procuress الداخل والتي تظهر dipintu
Limah النهج.

الزين ماك ماك… لا بكثير الاعتبار. سأستمر في البحث حتى ketemu. إذا كانت الأم تحتاج شيئا ، ولو. زين على الرغم من استغلالها.

Bibah ؛ [إحتقاره وهلة ، وببطء شديد] مقدما البحث لا يزال مستمرا.

ماك ابتسامة. ثم صورة عن ورقة Limah ، اذهب
الى داخل المنزل.

Limah ؛ [الصورة ditangannya الاهتمام. فاجأ. ثم أن الصورة على زين] انظر! ورقة لا تزال لديها من الصور. آه… لسوء الحظ ، فإن الصورة ليست واضحة للوضع قبل سنوات قليلة ، وعندما ننتهي من الأقارب الذين يعيشون في زيارة جاكرتا.

انشودة اتشيه ، والذي يحتوي على نحو الشوق في الأسرة. لكن
حتى لا تكون واضحة ، لأنه في سبيل menyanyikannya ماك
berguman. هذا هو خلق اهتمام Limah نحو المنزل.

الزين [التقاط صورة الأيدي limah وmemperhatikannya] يا. والواقع أن ذلك ليس واضحا. ولكن يؤمل أن يساعد [Tersentum) هل هذا difoto الختامية ، Limah!.

Bibah ؛ [قطرة] pengab انها مجرد هذا المكان.

الزين ماك…. يعني أنت وbibah القتل. وعلى سبيل هذه الصورة ، واسمحوا لي عقدها. أتمنى أن تجد abangmu.

Bibah الوقوف واقية يحمل قضية ، مثل محاولة للذهاب بعيدا. Limah بسرعة بسرعة
يحمل حقيبة في Bibah ، وسحبه من أيدي Bibah.

Limah ؛ cutda deunge! لا يزال هناك أمل. لا! ونحن ننتظر هذه الأيام القليلة الأولى.

Bibah يأخذ كيسا من limah اليدين والوجه يبدو منزعج عندما محة
zein.Bibah قبل في إزالة الاذاعة عن هذه الحقيبة ووضع مزيد من الصعب —
صعب. مذيع صوت مسموع أن تعلن عن تطوير
stunami الكارثة. Bibah وضع pundaknya في الإذاعة ، ويبدو لتغطية
وجهه ، ثم السير الى المنزل. Setiba أمام المنزل ، ووقف bibah
والتفكير في اتجاه limah وزين ، والإذاعة قبالة دن – قان الخام
واختفت الى داخل المنزل. زين Limah فقط والنظر في
megrim bibah. بعد بعض الوقت اقترب زين limah.

الزين [شك] Limah هاء…… فعلا…

فجأة sayup – sayup بدا صوت في المنزل ماك mendendangkan

الزين Limah؟

Limah ؛ [مرتبك قليلا]. ما فرقعة زين؟

الزين [العصبية]. إيه ، لا… لا نفعل شيئا… وتذكر أشياء مثل غيرهم]. مجرد التفكير ، وحسن limah مرات الشوق للتدريس مرة اخرى. في اللاجئ في بعض meunasah ، على الرغم من الخيمة.

Limah ؛ [كامل الشوق المهتمة]. Betulkah ذلك؟ كثير من الأطفال تتعلم؟

الزين [nid]. نعم ، أرى الكثير من الأطفال اللاجئين الذين لا يزالون يريدون الحفاظ على التعلم mengaji ، limah إذا كنت ترغب في الذهاب ، ويمكنني أن عبور.

Limah ؛ [موافقة ، ولكن ليس الى متى شك مرة أخرى في مواجهة]. لا أستطيع ترك الأم حتى ولو لمحة. كيف أريد.

زين وlimah لا تزال bertatapan حظة. بعد ذلك ، كما tersadar limah
التحول إلى وجهه الآخر.

Limah ؛ وقد أخرى بعنف؟

الزين والواقع ، إيه… لا! يعني أنا أقول وداعا… أولا.

Limah ؛ نعم ، فرقعة. شكرا لك أخي من شأنه أن يساعد.

الزين Assalamualaikum.

Limah ؛ Waalaikum الصلاة.

زين خارج المرحلة.

Limah السير الى المنزل ودخل. Limah نفسه مدخل البيت ،
الزين في هذه المرحلة ، ويتطلع نحو المنزل.

الجولة الثالثة

أصوات الناس المحمومة في التصويت ، والصراخ وضرب الأرض
الجري والسير على الأقدام في عجلة من أمرنا.

المصباح الاضواء.

1 ما يبدو ، أن يتخذ من ترك الحق المرحلة مرحلة التوجيه
مع الهلع ، في حين لا يتجزأ كبير. في Sesampainya
الحق في مرحلة واحدة (1) ووقف limah حدق المنزل. ثم ،
1 سريع لشخص منزل limah وmengedor – gedor الباب.

1 الشخص ؛ مخرج سريع…! Assalamu alaikum… السريع!

أم فتحت الباب ، ودهش وجهه. ما أن ننظر إلى الوراء 1
مثل الخوف ، ثم دعا إلى المزيد من الذعر ماك.

1 الشخص ؛ beu bagah ، ماك! الراتينجية – الراتينجية سريعة. … اذهب الآن. إنقاذ النفس! غ جيومبا! ويقول جيومبا ثمة حاجة ماسة لأن استمرار. لو…… ماك lae البلوط المعرفة! المياه سترتفع. procuress لا نركز فقط. محاصر السلع سريعة procuress ، أعتبر جميع بعيدا بسرعة…! ohh ، وليس لدينا وقت بعد الآن!

وصول وصلت مع مجموعة من السلع وتبين التغليف ، والتي
خطوة سريعة بسرعة. ونشرت بعض. 1 شخص التفكير
him. تواجه المزيد من الذعر.

2 الشعب [3 شخص الذي يدير مع ابنها بسحب]
سريع! على الظهر و الكتفين الأطفال فقط!

4 الناس ؛ فر…. ! لنكن وبسرعة!

2 الشعب يعيش البضائع والسلع التي لا تحتاج الى السرعة!

1 الشخص ؛ [التفكير ماك] شمال شرق ماك… لماذا يسكن؟. محاصر محاصر ماك! أنت تعرف من جانب آخر. ليس هناك وقت. موجة كبيرة لا يمكن أن يتحقق من جديد. ماك يجب بسرعة! [وحتى من خلال البطانة ، بعد. ثم ، وبعد تشغيل]

ماك [مسح خلال الاحتفالات. وجه غرس الذعر تدريجيا وبدأت البحث هستيري. عندما لم يعد هناك طريق والذعر وprocuress ترتفع صرخة الناس ويتصرف مثل الألم] Aaaaaaaaaaaaa.. Aaaaaaaaaaaaaa…………… Aaaaaaaaa

Limah يبدو tergopoh سريعة ، سريعة تحقيق سريع والدتها وجلس في
طول الجبهة الداخلية.

Limah ؛ ماك ماك… لماذا؟ ماذا؟

ماك [ماك merontah rontah. Limah طوق بذراعيه procuress] aaaa…

Limah ؛ ماك ماك… teunang. ماك لماذا؟

ماك ؛ aaaa… aaaa

Limah ؛ ماك… meucap. Istifhar ماك!

ماك ؛ Astagfirullah الجامعة azhiem……

Bibah ؛ [تظهر في النافذة] ماك لماذا؟ لماذا؟ [يختفي قبل ظهر عند باب المنزل] ما Limah؟

هز Limah ، وتوجيه الأم واختفت الى داخل المنزل. لا
البالغ من العمر يبدو شابا مع حزمة كبيرة. Saking
عدد من السلع باستثناء عدد قليل من الأيدي. وحول Bibah
تساعد على جعل البضائع والسلع من الشباب الذين يسقطون.

Bibah ؛ [في الوقت الذي يساعد في رفع من البضائع والسلع والشباب ووضع dipunggungnya] ما السطح؟ عجل عجل على ما يبدو. إلى أين تريد الذهاب وadek هذا؟

الشباب نحو nunjuk النقطة التي جاءت من قبل وجه
ذعر وضوحا.

Bibah ؛ من قرية مجاورة؟ وهناك عدد كبير من البضائع والسلع في ظل! rumoh لكم rupahnya سليمة؟ [إلى حد ما يدعو للسخرية] أو النهب المنزل؟ [] لماذا وحده ، ما ترك البعض الآخر في وقت سابق؟ Sikit يذكر ، لماذا كنت على عجل عجل أنواع الأشباح؟ يجب أن يكون هناك شيء ما. أ. غ حكاية /. ماذا؟ من ما تسمع؟

الشباب Bibah توقف والتأمل ، ثم مرة أخرى مشغولة
ينظم البضائع إلى أن السلع tercecer. حدق العيون أحيانا
أظهرت تجاهه. الوجه يبدو عصبيا.

Bibah ؛ [بداية chapfallen] heh ، لماذا الخوف؟ ما ترى؟. Memangnya ماذا هناك؟. Akan هناك خطر lagikah؟. Syi peugah!. ngomonglah. ليس لديهم أي نوع من مصب عليك هذا!

نصف كبار السن من الرجال خرج من المرحلة اليسار ، على التوالي مع tergesa
على عجل ، في حين أن السلع وبذلك البند. ثم توقف في ختام الشباب.

الذكور ؛ heh ، beu bagah. سريع! تريد ابتلاع المياه؟ !

الشباب ؛ [nunjuk تشير إلى Bibah] agh.. aagh… uagh.

Bibah أهواء الشباب. الحق في ذلك الحين ، البضائع والسلع sianak
الشباب الذين يتخذون من ditaruhnya في وقت سابق من دون جدوى. حتى
مواجهة الشباب بسبب tidakkelihatan تقريبا مغلقة.

Bibah ؛ [دندن انا في وقت سابق من الدردشة إذا كنت أستطيع فقط ngomong1.bikin فم تافه.

الشباب ونصف رجل يبلغ من العمر وسرعان ما واجه بسرعة نحو الحق
خارج المرحلة ، والمرحلة. Bibah حقها من الاهتمام ، وtergesa
العودة الى بلادهم.

Bibah ؛ [يصرخ] Limah. Limah…

Limah ؛ [الخارجة من باب ما ، cutda؟

Bibah ؛ [عن Limah hinggah التي تواجهها] كثير من الناس من السفر ، Limah. انهم من الذعر ، اذ من الفرار. Pasti akan اتفاق مكافحة الإغراق والمياه الزلزال أكبر. كنت تظن ان هذه منذ يومين ، وعودة الأرض البديل؟

Limah ؛ نعم ، بل وأكبر من المعتاد sedit. ولكن ليس بقدر ما في ذلك اليوم.

Bibah ؛ [مفاجئة] sajakan ولكنها جميعا يمكن أن تأتي؟ ماذا لو كان ذلك على الطريق السريع أي trok؟. الفيضانات القادمة! ما نعرفه؟. هل نحن مازال لديها الوقت للفرار؟ [الفزع في الوقت الذي يتراجع ، ومرة أخرى عن Limah] jak صدق ، Limah! ينبغي لنا أن نذهب. لا استطيع البقاء هنا. هذا هو الجنون!

Limah ؛ أريد أن ماك menuggu cutbang هنا. الى جانب ماك لا تزال تعرض للضرب ، لا استطيع ان ارى الكثير من الناس تجمعوا لسماع الناس يصرخون أو الصراخ. ينبغي لنا أن الهدوء procuress الأولى.

Bibah ؛ ليس لدينا أي وقت! زلزال يمكن أن يأتي في أي وقت. ومن ثم ، فإن الماء سريع… يجب ان تذهب ، Limah! يجب. لم يعد.

Limah لكن ماك….

Bibah ؛ [بالسخط] لا يهمني بعد الآن. أي أعيننا الآن. ماك akan اذا ذهبنا يذهب!

Limah يبدو على التفكير ، ويهز رأسه.

Bibah ؛ [bibah متزايد بالضيق] ينبغي لنا الذهاب Limah! غير مأمون البقاء هنا. موجة أو زلزال كبير ، ويمكن أن تأتي تدميرنا. لا يجوز لأي شخص له الفرار من جديد بعد اذا لم يكن هناك…

تحية من قبل وصول وصول Bibah وقف يصرخ من الأم. Limah النقدية
واجه البيت. كما Bibah التحرك بسرعة لمتابعة limah ، ولكن
حتى الباب الأمامي. إحصر Bibah النية. Bibah يبدو غير حاسم
منذ بعض الوقت ، وبين المدخل الخارجي أو البقاء. ولكن في نهاية المطاف Bibah
كما يدخل في Limah اللاحقة.

مصباح الى انقطاع التيار الكهربائي

الجولة الرابعة

مصباح إبهت في [جو الليلة]

أصوات من الأصوات في ماك meyenandungkan

Limah ؛ cutda ، نوي preh!. توقف وانتظر!

ندى Lagu نانجروى ASAI — RAFLI كاندي. لا DINYAYIKAN تصدير
نهاية الخبر /

Bibah يظهر في باب المنزل ، وتطلعت حولي. سرعان ما كان يجري ketengah المرحلة. الوجه يبدو عصبيا. meraskan صحيح انه ليس صحيحا ان يبقى على عقد جديد Kajhu.
ثم غادر المرحلة البعيد ، وقفة ، ونظرة من الصعب التفكير. وليس على المدى الطويل في المستقبل المرحلة عينيه التحديق في الخشب مكان ماك tmpukan الجلوس.

Limah يبدو أمام الباب. Limah حدق bibah. Merteka كل فترة قصيرة. Bibah قبل السير الى منزل مع tergesa العجلة. Limah التفكير في المغادرة bibah وهلة. ثم جلست متأمل dibangku امام المنزل ، وأيضا في مواجهة التوتر. Digerak حركة القدمين وdiketuk فاز kelantai. وقال إنه يتطلع متأمل ، وبعض من العمر ارتفع من duduknya.terus الأم التي تدير ketempat عادة الجلوس. وكان يجلس هناك. الصدارة menerawang العيون ، وعصبية. في قلب cutbang شك في أنه لا يزال على قيد الحياة. كالو cutbang لا ، ما اذا كان يتعين عليهم البقاء في Kajhu؟ نريد فعلا Limah لتعليم الأطفال في meunasah الذي أنشئ في عملية الاخلاء. ولكنه أيضا لا يريد الضرر للأم.

Sayup sayup سمع صوت الأطفال mengaji من kejahuaan.

Limah الارتفاع لفترة قصيرة ditempatnya الوقوف ، والسير ببطء ثم الى داخل المنزل. نبرة صوت همهمة الأغاني asai Nanggoroe — كاندي Rafli يكون lamat lamat.
مصباح الى انقطاع التيار الكهربائي

باباك الخامس

المصباح في إبهت

Limah سمعت صراخ من داخل المنزل.
Bibah خارج المنزل مع حقيبة كبيرة على كتفه ، ثم جلس على وجه السرعة
Dibangku أمام المنزل. الوجه يبدو منزعج للغاية.

Bibah ؛ لا أستطيع أن menungguh مرة أخرى! هذا القرار نهائي.

Limah ؛ [ويبدو من النافذة] cutda المريض. بضعة أيام فقط.

Bibah ؛ تستمر بضعة أيام! لا استطيع ان menungu ، limah.

Limah ؛ [خارج المنزل مباشرة إلى bibah] cutda القلب لمغادرة الأخ والأم؟ آخر رسالة من cutbang قبل مغادرته ، وذلك ما زلنا مع نفس.

Bibah ؛ Cutbang قبل أن نعرف ما يحدث. إذا Cutbang نعرف Kajhu قرية لدينا أي أمل ، ويقال لنا cutbang بالتأكيد مغادرة Kajhu أيضا.

Bibah انهض وسر للحق في هذه المرحلة. Limah بسرعة انتزاع حقيبة
bibah في جانب ، ووضع المقاعد. Bibah تريد استلامه من جديد ،
ولكن limah تمنع bibah الخطوة. وهم يواجهون الآن.

Limah ؛ [الصعب]؟ Cutda فقط أن تحذو حذوها بسرعة فرقعة نور الدين.

Bibah ؛ قبل مع ما هو؟ ما لا يمكن للشعب أن يختار حياتك الخاصة؟ kebahagiaannya تقرير نظمه؟ إذا لم نحصل عليها هنا لأن الجميع مشغول urusanya ، لماذا لا ينبغي لنا أن نجد في أي مكان آخر؟ لماذا؟ ولماذا؟

شخص ما في وجهه وثيقة ، والشريط في الإذاعة menjinjing
ويبدو من يدي فجأة المرحلة اليسار ، والحق في اتخاذ سريعة على خشبة المسرح ، ثم تنفذ في هذه المرحلة.
Bibah وهم غاضبون ، فجأة عن الكلام. Bibah ونتطلع إلى أن limah شخص. بعد فترة ليست بالطويلة شخصين بالقرب من وجهه ويبدو أيضا على التلفزيون ، وأية وظيفة كبيرة من الورق المقوى مع تقديم المساعدة لاتشيه. تلك التي تمر عرضية من الجهة اليسرى من المسرح ، لا تفكر في وجود BIBAH وLIMAH. BIBAH وLIMAH الانتباه إليه.
لص ويبدو من مرحلة اليسار أيضا مغلقة مواجهة مع نهج والرواسب ngendap شغل مقعد حقيبة bibah. وفي الوقت نفسه ، bibah وLimah بدوره وmemergokinya. Bibah بسرعة استعادة الحماية حمل القضية ، بمساعدة limah. Akkhirnya نضال memperrebutkan الحقيبة.

Bibah ؛ لص… لص…

لصوص قبل الخروج من هذه المرحلة من أجل الحق في هذه المرحلة. Bibah ، واحتضان وقائية تحمل هذه الحالة ، في الوقت الذي يلهث للتنفس ونفث الدخان في التنفس. الحق في مرحلة الانتقال ، كما لو كان يحاول ملاحقة لص.

Bibah ؛ [وهم يهتفون لعنة] pancuri kureung aja! لا يعرفون أنفسهم! من الصعب أيضا أن الناس تريد سرقة!

Bibah وlimah صمت لحظة ، لمتابعة كل من التنفس.

Limah ؛ cutda الناس يمكن أن تكون مثل من قبل؟ لا يزال يفكر في مصلحة ذاتية في مثل هذه الظروف؟ لا أفهم بدعة من الناس. ويقول زين بانغ الجثث جثث dijalan الآذان وقطع الأصابع ، اتخذت الزينة. حقا لا قلب.

Bibah ؛ لا تتراكم هذه المشكلة! لم أسرق شيئا ، أريد فقط أن السعادة. ليس لدي الحق في بلدي السعادة؟

Limah ولكن لا تترك مع الأم ، وليس في مثل هذه الظروف. ان اسم الأنانية!

Bibah ؛ [غاضب يصرخ صراخ] لك أيضا egoisnya نفسه ، Limah. لا أحد هنا memedulikan الأول. لماذا لا يمكنني الذهاب الى ميدان بعنف مع نور الدين؟ كنت limah الأنانية. أي ماك حتى الأنانية! [رمي اقية تحمل الحال مع الخام فوق منضدة. من هنا وهناك ، مع موجة الغضب] الجميع لماذا لا يأبه لي؟ ما الخطأ؟. لا يوجد شعور الشفقة lagikah؟. أين هو شعور الاخوة؟. لماذا الجميع مشغول urusannya نفسها بنفسها؟ أي نوع من الحياة…؟ المسؤولية!

Limah انتباه الناس bibah يتصرفوا kalap سوى الاهتمام فقط. أخيرا Bibah السير نحو الركود مع المقاعد ، وهو يحمل قضية اعتناق الحماية اثناء جلوسه. Bibah قبل البكاء.
ويبدو من مرحلة زين اليسار.

الزين ماذا؟ أنا الآن كما سمعت صرخة يصرخون…

زين bibah الاهتمام الحالي menagis sesunggukan. Bibah
tangisnya تتوقف عيون الأمام ، لا تفكر
زين.

Limah ؛ [زين مليا قبل الاقتراب] Takengon شقيق؟

الزين [nid]

Limah ؛ قبل؟

الزين [شك] لقد كنت هناك ketempat يجد لنفسه مكانا فيها أبدا رؤية شقيقه.

Limah ؛ [نتطلع] قبل؟ وداعا لcutbang؟ ماذا تقول؟. لماذا لا تأتي الى البلاد قريبا؟

الزين [هز] معذرة ، limah!

Limah ؛ بمعنى الأخ الأكبر؟

الزين [Limah حدق وجه]. وأرى إلى أين يذهبون. بل والسعي لLangsa. لكنني لا يجد الأخ الأكبر. لا.

Limah لكن الأخبار؟

الزين يعتزمون اخرين Limah. على غرار الأخ الأكبر. ولكنها ليست abangmu. [بير Bibah]. Bibah ، هناك مسائل هامة ينبغي اسمحوا لي…

Bibah ؛ غير ضرورية ، وقد وصفت جميع؟ جدوى من الانتظار. لا استطيع الانتظار لأكثر! [الوقوف والسير بسرعة على يمين المسرح ، بينما تحمل حقيبة كبيرة]

Limah ؛ [نحو bibah محاولة منعها]. Sutda لا تذهب بعيدا. أحتاج…

الزين Bibah أين يذهبون؟

Bibah ؛ جنازة حيث لا أحب أن تذهب؟ ماذا لو قلت ، تريد مساعدة؟

Limah ؛ cutda بانغ نور الدين بعد.

الزين ونور الدين بانغ؟ إيه bibah… آسف ، ولكن الصحف بالفعل نور الدين الذهاب إلى ميدان.

Bibah ؛ لا! نور الدين بعنف قد لا يترك وحده ، ما دون أن تخطر لي.

Limah ؛ betulkah فإن بانج زين؟

الزين فأنا لا أعرف مباشرة. ولكن وفقا لوصف واحد للاخلاء ، ونور الدين قد انتهى امس.

Bibah ؛ غير صحيح. تتحدث حتى لا يذهب بعيدا. ألا تعيق لي. حذار! أنا بعنف على mengadukannya akan إذا كان نور الدين في وقت لاحق.

الزين الأخبار التي قد تكون غير صحيحة ، bibah. ولكن ماذا يحدث كالو تحصل هناك ، ونور الدين لم يكن؟

Limah ؛ cutda لا يذهبون!

Bibah ؛ [غاضبين بسبب تسرب]. الحسد أنا كنت على حق ، limah؟ لأنه اذا ذهبت بالتأكيد يمكن المتزوجة مع اثارة ضجة نور الدين. بينما كنت انتظر هنا فقط ما هو غير واضح أنا كنت الحسد. ولكن عليك أن تكون خاصة بك النفس. انك الأنانية!

Bibah قبل الانتقال إلى مرحلة الحق. ولكنها خطوة جديدة ظهرت الأم من باب bibah التوالى بزيادة حادة. Bibah terkejud مع حدوث الام الذى وصل الى وصول قبل Bibah الأريكة. ومن ناحية جلب ضغط على الحقيبة.
Limah قرب ماك ، والجلوس على ماك. لكن الأم رفضت.

ماك [حدق bibah]. هناء buet seulain كو droe! لا يوجد أي عمل من شأنه أن يكون الأنانية! لا يوجد عمل أكثر أنانية من مغادرة الأراضي التي سبق أن تعطينا الحياة. هذه الارض فقدت الكثير. وينبغي بالإضافة إلى فقدان الناس واحدا تلو الآخر؟ سو Teuma الذين يعيشون جاي؟ والذين يعيشون menbangun؟ asingkah الناس؟ وإلا فمن التمسك تاريخية ذهبية اتشيه؟ [Emak بدأ صوت صرير ، تمتزج تبكي]. من؟ الجواب… الذي سيبنى على هذه الأرض؟ من؟

التفكير ماك ماك المعتادة بدلا من الجلوس. قرب تشغيل ماك ، bersimpuh على مقاعد البدلاء ، وحكاية mendendangkan سابي prang. ماك بصوت رقيق ، وغرق تنشأ.

ماك ؛ Subhanallah wahdahu wabihamdi khalikul البدري وا وا laili عزة جالا. Uloen pojoepo sidrope syukoe keu الحاخامية أيني يا keu kamoeneubri beu المقدسة يا robbi اتشيه النبيلة.] معظم الله المقدسة ، وأشاد به كل مبدع ليلا ونهارا. واشاد لي الله من الامتنان لاليهودية تعطينا نقاء اتشيه النبيلة.]

ماك menghebtikan dendangnya. ماك قبل يبكون. بعد الهدوء tangisnya ،
حدق ماك الأمام الآن.

Published in: on 29 Juni 2009 at 13:53  Tinggalkan sebuah Komentar  

本文ドラマ”羅生門” 劇場Rは秒[ Rukun AGAWE SANTOSO ]

本文ドラマ”羅生門”

劇場Rは秒[ Rukun AGAWE SANTOSO ]

現在の
羅生門

仕事;龍之介芥川
は、短編小説、映画の脚本や羅生門要約Djohan AのアリフHartonoのコレクションでは、改訂されているNst 。

金沢
Masage

監督;アリフHARTONO

その

いいえ貴彦金沢Cです。ボビー
Masage YUNIATI BHISMAです
妹尾Tajomaru DSです
司祭アリフ時間です
木材伐採木材Syarifuddinです

上記-ステージDUDUKされた3人は、武彦、 MASAGEとTAJOMARU 。無口で盲人が見える。 、 ANGIN口笛サウンド雨ね。時折とロール。
湿気には、木材やfingerpost斧。

司祭も望んでいない雨を停止する。私がここに避難する必要があった。実際に私は清水の神社に移動している。雨のときは、速やかに1つになったの道に到着した。羅生門ゲート最初にこの両方の良い多くの人々を訪問した。私はまだ覚えている。でも今のところなので、このゲート巣泥棒と略奪。私は、彼らがここにポストをもたらした-解剖、群れまで削除mortem聞いたカラスの死骸の残りの費用はこちらをご覧ください。劇中のどこかにどこに飛ぶの関係ゲート線を中心に展開。驚いたことに、この時期のカラスは表示されません。おそらく、今日の雨のため。ねえ、なぜ領主?人を恐れている人のような巨匠?

斧;私は… …私は… …私は….

司祭;騒音クールマスタ、何ですか?もちろん、おそらく私はマスターするのに役立ちます。

斧;氏僧侶、私は森の中には、茂みの中で男性の死体を発見した。

司祭;何?あなたは森の中には、低木で男の死体を見つけるか?

斧;真のマスター牧師、私は死体を見つける。として、通常、午前中は、朝一kehutan行ったれている木のRUチョップする必要があります。低木の茂みterinjakボードkumelihat着くと、到着とkutemukanストラップには、ツリーのルートseutasのRUとくし。とは、私のことだけでなく、他のオブジェクトを探します。刀ではない。そして、私がしなければならないことを考えよう、 tiaba死体を見た私は、到着した。私は恐れて悲鳴を上げる。太陽からは、木々の葉の葉は、視覚障害者は、ベールkebiruaスタイルかかとbiruan京都シルクのガウンを着用盲目の男性を見抜く自分の死体を参照してください。

司祭;男性は絹の着物と京都スタイルのかかと青みがかったベール着用の遺体?私は彼に会うため、決してSekiyamhaの山科dijalan私は知っている。

斧;残念回。 1つの剣を胸から推力をカットしている。血液スポットの竹の葉のスポットを発見しました。いや、ないの血流は、おそらく傷を乾燥していた。ハエをさらに密接に象が粘着されています。 、フライングlangkahku近く。 Kasihan sekali.

司祭;ときに会うと、私は彼が若い女性の幸せ、 ditunggangiリードkudanyaのステップを見た。その後私は女性が彼の妻だった。彼女の頭からはベールで顔にもよりますが見たことがない。 Kudanya白bersurai美しい。高いと、女性…. 4フィート5インチ考える。なぜなら、私は、もっと慎重に必ずしも仏教の聖職者午前kuperhaikanされていません。

斧;賭ける彼女の甘い、美しい。残念ながら彼は低木の茂みにいたkutemukanはありません。おそらく彼は去って行っていた。 Yah 、本当に私はそこは誰でも見つけることはありません。 seutasストラップ、くし、とされていない限り、男性の死体。私kudanyaのbersurai 、マスター牧師のような美しい言葉を見つけることはありません。 …されていない人にとっては非常に困難です。また、馬。

Pendeta ; Kau juga tak menemukan pedang, busur dan panah panahnya?ああ、確かにそこに人がピックアップされています。おそらくpembunuhnya所有している。私自身を参照すると、不運な男刀、弓とpanahnya武装された。 wadahnyaでは20以上の準備をしている。彼は武士Kukufuからだった。

斧;されていません。私は武器兵器を見つけることはありません。しかし、彼の前に明らかに死亡した。彼は闘争だった。草と笹の葉は、秋に実行している葉terinjak

司祭は、彼はこのような財産を持っているkusangka 。本当の生活をすぐに朝露のような人を失った。ストや雷… ….

雨や雷の音はますます困難

両方のエントリ- Tajomaru立っている。

Tajomaru ;兄弟の兄は、男性が死亡sayalah 。私Tajomaru 、京都の有名な盗賊の群れスキャラワグ。私にとっては、殺人ではない、このようないくつかの兄弟の弟のために困難な問題です。キリングはわずかな仕事をされています。しかし、私は人を殺すだけなのか?兄弟姉妹はありません。兄弟の兄も、人を殺すことを喜んでいる。 Yah本当に弟の剣を使用していませんが、兄を殺すためには、兄の金を、力で、時には人のための十分な理由が兄弟の兄と弟を殺すために殺す。確かに、彼らの血を流すことはありません。彼らは大丈夫音。しかし、それでもまだ、彼女の弟の弟。私の兄弟の兄との違いは何ですか?とは、大悪党の兄や姉は何ですか?

その日、私は山科方面の道路にはツリーの下に避難する座っていた。 Saya memang sering duduk disitu untuk menunggu orang orang yang kurampok.私は男性と女性を参照してください。一方、馬をリードlelakinya歩く女性はベールを使用して、彼は後ろの白い馬に乗って、されています。一方、私は彼らに私の目の前を通過させるamatinyaている。右が私の目の前では、風が吹くとベールを開示する。私の顔を一目で見ることができます。ああ…どうcantiknya 、白とmulus 。

兄弟の弟、何人の男性が森の中で1カ月の女性に会ったことがない想像してみてください。また、このように美しい。 merebutnyaのkuputuskanので、彼女の夫を殺すためには必要。
ナので、話を…

ログ武彦とMasage 。

武彦; Masage 、ここを破ってはならない。ここでは、涼しい空気。馬が結びついてみましょう。

Tajomaru笑いをしている。

毅彦は、あなたは、あなたが望むか?ああ、明らかに、それ以前に応えるdijalan人。これまでのところまで私たちはどのようにかかとのですか?

Tajomaru ; [をクリックし、剣を抜く笑い]

武彦、刀を抜く[ ]

Tajomaru ;患者、患者マスター。私Tajomaru 。私は、マスターとの邪悪な意図を持っていない。この刀で、見ていないですか?見る。武士の一マスターではないでしょうか?もしマスタ侍は確かに良い品質の剣をマスターする方法を知っている。私の剣剣と良いcermi古代鏡のがたくさんある。 1ヶ月前、私はそこに、古い堤防の上に山を発見した。私を掘るの後、私は鏡の多くは良い刀を発見した。とは、品物は、その背後の山には小さな森の中で私のお墓品。そして、私はそれを買いたい人には非常に低価格で販売する。

武彦;ああ、主は何ですか?剣と鏡は良いです。

Tajomaru ;トゥアンから私の剣を見ることができます。いい刀は何ですか?さらには、多くの巨匠に勝る。

武彦;場合は、私が購入することができます。まあ今もここでは、品物の商品であることを示すか?

Tajomaru ;いい、現在は財財ketempatいる。私に従う是非

Masage ;武彦、私たちは馬を持参する必要があります。私は馬が失われるのを恐れます。

Tajomaru ; 、せ馬は心配しないでください。木々にも浸透している馬濃厚。 Ayolah 、記念にもあると痛い。

Masage ;武彦、私は歩くことができない場合もありますが、

武彦;もしそうなら、あなたは、馬の近くに待機させてください。心配しないで、何もしていない。私は昔ではない。品の商品価値がありますので、私は彼らが必要です。ナ、私は行く[ masageを]

Tajomaru ;が良く、彼はさらにそこを確保した。うーん、今はここから行くayolah 。

の両方を数歩歩いてください。キャッチしtajomaru毅彦。が持っていた
毅彦のための闘争の準備ができていませんが、最終的Tajomaru麻痺することができます。
Tajomaru mengikatnya 。武彦叫ぶ

武彦;悪党!詐欺師!してください…

口武彦Tajomaruギャグ。彼rontah merontah 。 Tajomaruと笑い
残ります。
ながらドラッグTajomaru Masageいます。武彦Masage直接影響を与える。

Masage ;ベース悪党。詐欺師。 Kubunuhあなた!

Masageの小さな剣terselip dipinggangnya描きます。彼はナイフを突き
ketubuh Tajomaru 。捕獲を避けるTajomaru手Masage前。 Tajomaru
やぶの中には、ブッシュmenyeretnya 。うんざりTakehioko見詰める。一度に完了Tajomaruは笑いながら方向Masage武彦投げる。彼は行ってみたかった。

Masage ;待ちます。留める。 Tajomaru 、不祥事を起こしたとされている二人の男が目撃されたことを、私の夫。死の痛み。したがって、私….求める

Tajomaru ;私はあなたやあなたの夫求める、ほら死ぬ!

Masage ; ya, salah satu dari kalian harus mati.場合は、クマの恥は、私は死ぬより良いです沈黙されています。私は死ぬことができます。

Tajomaru ; [毅彦]ねえ、聞いている。このため、配信されるはずの女性の未来、私たちは死者の中でなければなりません。彼は正しい。この問題をbirahiへの欲望の問題ではない。この自己の問題の男性です。私は彼memperisterikanしたい。したがって、私を殺すことを余儀なくされる。しかし、私Tajomaru男らしくない人ではない。 [ Tajomaruリリース武彦関係を、彼は刀を与えた。叫ぶ、彼は戦いに行く。武彦tikamに成功。 Masage姿を消した。 Tajomaru従う] 。

ブライトPentas戻る- MASAGEが表示される-毅彦とTAJOMARU
DUDUK – BERSILA – 2人ともサマル見る-サマル。

Masage ;あなたの弟..行うことができます私は、何よりも?小剣で私がtikam kerongkonganku 、私はプールでは山の麓に自分を投げており、多くの点で私は自分を殺害しようとしているが、私の電源死亡する必要はありません。私はnyawaku最後に、私はまだ、私は役に立つはない生きているのはもう、私は、私の女神Kwannonで最もフレンドリーで生活しているされている不祥事を起こしたことはない。いたずらをした後、彼はmemaksaku侮辱出席し、誰が、どのようにバインドされている夫、夫の思いやりを楽しくする。彼は、反乱軍の強力なストラップです。

MASAGEアウト-オフランプ-ランプライフ- Sosok武彦-
TANGAN拘束- MASAGEが表示されるとTAJOMARU –

Tajomaru ; 、ありがとうございます。魂をもたらすことができるので、とても満足している。 [笑] 。 Masage武彦に向かって、笑いながらTajomaru毅彦は、ストラップ関係を開いて逃走して逃げた。

Masage ;武彦、すみません…あなたが怒っているか?あなたは私に怒っているか?しない場合は、 … menatapku [ masageの土地tasaに小さな剣を取るようにしないでください]私は死ぬ! [毅彦はまだのように鋭い武彦Masage.Masage tatapでヒステリーを抱く] 。

Masage ;停止!停止、 menatapkuを停止します。と、そのように私はtatapしないしないでください。武彦、すべてが起こっているので、私はあなたと一緒に暮らすのはいやだ。私は死ぬことにした。あなたは、あなたとtatapanmuから嫌悪感を持っている自分を軽蔑する。しかし… …また、死ぬことをすると、 aibku知っている。私が住むことはできません。

[毅彦だけの鋭い視線との返事。 Masage中
小剣を抜く、彼武彦アプローチ]

そんな私tatapしないMasage ; 、しないでください。 ….しないでください! [ Masage穿刺武彦、と彼の首を切断し、秋] 。

ブライトPentas戻る-毅彦が表示される- TAJOMARUとMASAGE
DUDUK 。 2人ともサマル見る-サマル。

武彦;あなたは私の兄を呼び出すか?これは私のスピリット金沢毅彦はノーだ。女性の精神… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..
何?兄弟の親類の女性と、ハイジャック犯は既に知っていますか?いや、ない場合。兄や姉と考えていることができませんでした。私の妻は、強姦は、ハイジャック犯とその妻のそばに座って私を誘惑した。私は何もすることはできません。私は彼の妻に向け数回は、信じられないくらいの言葉として私の目が点滅することができますsay”doには、ハイジャック犯” 。しかし、私の妻は、心気症のbersimpu竹の葉で、葉は、粘り気のpangkuannya自体を見詰める。 Sikapnyaの印象を聞いている彼は人間に与えた。私は非常に嫉妬しています。一方、ハイジャック犯は素晴らしい話を、 1つのスレッドから別の会話を続けている。最後に彼は頬には大胆な入札価格になります。

オフランプ-ランプライフ- Sosok武彦TANGAN拘束で
-が表示されるTAJOMARUとMASAGE – intercommunion

Tajomaru ;男性の名誉、信用を失ったされているといい、夫の関係を永遠にされませんので、私の妻になっている気がないのでしょうか? Cintakuはmemperkosamuのmendorongku 。

Masage ;まあ、もしそうなら私はあなたと、どこに行ってください。しかし、前に、私を最初に彼を殺してはならない。もし彼が生きていた、私も一緒に行くことはできません。彼を殺しなさい!殺す!彼を殺す!

Tajomaru ; [笑いMasage踏む到着前に到着。 ] Kulakukan何がmengkhianatimu妻になる必要がありますか。彼を殺すMelepaskanyaか? 。あなたはすぐには弓をする必要があります。殺すか?またはリリース? [リリース違反]を殺したか? ! !またはリリース? ! !

Masage逃れた。

Tajomaru ;悪党!私はすべての文字化けする前に実行する必要があります[債券リリース武彦逃れた。

武彦前に自分の小さな剣を刺す。

ランプをオフ-ランプライフ-ステージDUDUKれて毅彦、 MASAGEとTAJOMARU 。無口で盲人が見える。斧木材サインイン

斧;兄弟の弟、私は実際にはmayatnyaが見つかりませんが、私もそれの殺害を目撃しました。確かに私は参加したくないので私は、イベントが表示されていないが死亡の直接の証言は警察に。私は、弟の兄怖いです。また、私は木製の斧があります。
親戚に私の兄の弟のために、証人は、殺人事件そのものの加害者からの弾劾を聞いたことがあります。しかし、兄弟の親戚の人の信頼をもっと?誰が、右の中?私は、この話に興味を持っていませんoarang sayalah 。
これは私の証言です!

オフランプ-ランプライフ- Sosok武彦TANGAN拘束で
– TAJOMARUとMASAGE泣いています

maraudする場合、私はまだ私は、生き残ることができるため、 Tajomaru ; 、これでおしまい。しかし、今回は違う。私mendapatkanmuしている。あなたの体だけでなく、あなたの心もそうなんです。こんなにistrikuします。必要に応じて、私は再びハイジャックされません。私はこのように十分な生活をしている。 Kalau kau tak mau uang haram, aku akan bekerja.私menghidupimuのために戦うだろう。 menikahiku場合、私は全力を尽くすよ。 Menikahlah !したくない場合は、私を殺すために必要がある。お願いね。泣い停止と答え、 istrikuになりたいという。言う!

Masage ;ことはできません!ながら私はまだ夫が[あなたの妻になることがありますmlepaskan関係武彦] 。

Tajomaru ;私は知っている。実際、男性は、意思決定する必要があります。

武彦;待つ! 。私はそのような女性のために犠牲にしたくない。次の2つの男性が、なぜあなたは自分を殺すのは、すでに染色されていないdisetubuhiしている。私は、恥を知らない女性を望んでいない。それらを持つことができます。しかし私は彼が好きでのkudanya 。

Tajomaruに行きたい。

Masage ;待つ!

Tajomaru ;私に従っていない!

武彦;泣きを停止すると、そこにはもう泣いて便利です。

Tajomaru ; 、再度停止marahiはありません。この女性は弱い。

Masage ; [笑い]弱いです!あなたが私の夫は、なぜあなたは彼を殺していませんが、している彼はあなたを殺すように命じられた。そしてあなた! Tajomaru [日] 。また、オープン男子[笑い] 。私Tajomaruご承知のとおり、私は泣いて止めた。私rutinitaskuとの生活は嫌だ。私Tajomaruから削除することができます私は、私は何でもできる保存” this”whenと思う。私はそう思う。でもあなたは、夫と同じだ。覚えて、女性は本当に真剣にmencintainyaの男性の愛は、誰がために犠牲になる。

最終的に戦うTajomaru deangan毅彦。しかし、不安でいっぱい。
最後に成功したTajomaru武彦刺す。 Masage逃げるときdidekati Tajomaru 。

ブラック出力
卒。

劇場へのRASのための様々なソースからのニーズを改訂
; Hartonoアリフ

Published in: on 25 Juni 2009 at 09:53  Tinggalkan sebuah Komentar  

あらすじ”羅生門”

あらすじ”羅生門”

劇場のRAS

羅生門

カリヤ村Ryunosoke芥川賞

あらすじ

羅生門、古代の寺院は、左penghuninya 、建物はそのままです。木材伐採木材を雨から一緒に指導している寺羅生門で雨宿りをする聖職者の話回転図。

大工は、殺人事件だったがわかります。殺人名前武彦金沢を上書きされています。一方、馬、 disebuahと彼の妻との森を旅武彦Masage金沢が死亡した。誰武彦、 siuran話だろうkesimpang死亡している。多くの人を殺すためにそうしている。

たぶんTajomaruは、殺人、これは、ハイジャック犯はTajomaruハイジャックや強姦妻武彦すなわちMasage 。 Masageかもしれないので、恥ずかしいMasage汚名でmenimpahnyaにレイプされたと思われるため、 Tajomaru 。感じるので、彼の妻を保護することもしないか、または武彦、 Tajomaru強いがレイプすることができます自分を殺すかもしれないという事実を受け入れることはありません。木材伐採や木材、真珠のためlapisiでtergiur穀物poniard Masage yanggnya 。

これは、物語の犯人は、異なるバージョンで独自のイベントにと言われる殺人事件の話は、可能になります。

Published in: on 25 Juni 2009 at 09:48  Tinggalkan sebuah Komentar  

sinopsis ” rashomon “

TEATER RAS

RASHOMON

KARYA Ryunosoke Akutagawa

SINOPSIS

Rashomon adalah sebuah kuil tua yang ditinggalkan penghuninya, bangunannya sudah tidak utuh lagi. Cerita bergulir dari tokoh Penebang Kayu yang sedang berteduh dari hujan bersama tokoh pendeta di kuil Rashomon.

Tukang kayu bercerita, bahwa ada sebuah peristiwa pembunuhan. Pembunuhan tersebut menimpa seorang yang bernama Kanazawa Takehiko. Kanazawa Takehiko terbunuh ketika sedang melakukan perjalanan dengan kuda, melintas disebuah hutan bersama istrinya yaitu Masage. Sedang siapa yang membunuh Takehiko, terjadi kesimpang siuran cerita. Banyak kemungkinan siapa yang membunuh.

Mungkin saja Tajomaru yang membunuh, karena Tajomaru adalah seorang perampok yang merampok Takehiko dan memperkosa istrinya yaitu Masage. Mungkin saja Masage, karena Masage merasa malu oleh aib yang telah menimpahnya karena diperkosa oleh Tajomaru. Atau mungkin juga Takehiko membunuh dirinya sendiri, karena merasa tidak bisa melindungi istrinya sampai bisa diperkosa oleh Tajomaru dan tidak kuat menerima kenyataan. Atau si Penebang kayu, karena tergiur oleh belati Masage yanggnya di lapisi butiran mutiara.

Cerita pembunuhan tersebut menjadi banyak kemungkinan, karena para pelaku cerita tersebut menceritakan sendiri peristiwa tersebut dengan berbagai versi.

PEMAIN

Tajomaru diperankan Seno Dirjo Subroto

Takehiko diperankan C. Bobby

Masage diperankan Yuni Bhisma

Penebang kayu diperankan Syafrudin

Pendeta diperankan Arif. H

STAFF PRODUKSI

Supervisi ; Seno Dirjo Subroto

Sutradara ; Arif Hartono

Pim. Produksi ; C. Bobby

Penata Musik ; Teater Ras

Penata kostum ; Tinni Nirmala

Artistik ; Seno D.S

Penata lampu ; Sarmedi Kulon

Pim. Panggung ; Ali Nurdin

Koordinator latihan ; Sari

Peralatan ; Susilo

Bendahara ; Tri

Konsumsi ; Uwo

Published in: on 25 Juni 2009 at 09:37  Tinggalkan sebuah Komentar  

calon gubernur dki

Picture 018

Published in: on 25 Juni 2009 at 08:50  Tinggalkan sebuah Komentar  

NASKAH DRAMA “PREH”

TEATER R A S [ RUKUN AGAWE SANTOSO ]

MEMPERSEMBAHKAN ;
Preh
Karya ; Asma Nadia
Sutradara ; ARIF HARTONO
Artistik ; C. Bobby
Para pemain ;  INA Sebagai Mak
SARI Sebagai Bibah
TRI Sebagai Limah
SUSILO Sebagai Zein
Sebagai Seseorang 1
Sebagai Seseorang 2
Sebagai Seseorang 3
Sebagai Seseorang 4
Sebagai Anak Muda
Sebagai Lelaki Setengah Baya
Sebagai Pencuri 1
Sebagai Pencuri 2
Sebagai Pencuri 3

TOKOH-TOKOH

Mak [ 50 tahun ]
Mak perempuan aceh yang di tinggalkan suaminya lima tahun. Mak sosok perempuan yang jarang bicara, tampak berprinsip. Wajahnya yang lembut penuh kesedihan. Mak terusd bertekad mengenang cuthbang.

Bibah [ 28 tahun ]
Anak kedua mak. Wataknya keras, tempramental dan impulsive, cuek, ceroboh dan terburu-buru. Sebelum kejadian tsunami, bibsh sudah merencanakan pernikahannya bersama nurdin. Setelah musibah bibah berharap bisa bertemu kembali dengan tunangannya yang kini tinggal di salah satu tenda pengungsian. Diam-diam bibah cemas nurdin akan membatalkan niatnya menikahi bibah, jika dia tidak cepat menyusul lelaki itu.

Limah [ 25 tahun ]
Anak bungsu mak. Limah wataknya sabar, perhatian. Sangat dekat dengan mak. Limah memutuskan tetap bersama mak, kembali ke gampong mereka, agar cutbang bisa menemukan mereka, jika sewaktu-waktu pulang. Kadang hatinya ragu untuk menunggu cutbang, tergoda ingin kembali mengajar di meunasah yang sekarang banyak di pengungsian, tapi dia berusaha mendahulukan kepentingan mak.

Zein [ 30 tahun ]
Aktivis LSM, sahabat cutbang yang secara rutin datang dan mengabarkan kabar yang di dengarnya tentang cutbang. Wataknya baik, perhatian, peragu [ sungkan ] sama perempuan. Diam-diam menaruh persaan pada limah. Itulah alasan lain kenapa zein rutin datang dan membawakan sedikit bantuan, dan mau bercapek-capek mencari cutbang. Meskipun dia sudah tak tinggal di gampong mereka lagi.

Seseorang 1
Seseorang 2
Seseorang 3
Seseorang 4
Anak muda
Laki – laki setengah baya
Pencuri

Tempat; Di sebuah rumah di gampong kajhu di aceh
Waktu ; Setelah tragedi tsunami. Siang, sore dan malam hari.

OPENING

PANGGUNG GELAP. SESEKALI ADA KILATAN CAHAYA. TERDENGAR
GEMURUH OMBAK, SUARA ANGIN YANG BERTIUP KERAS. LALU
TERDENGAR JERITAN ORANG-ORANG YANG KESAKITAN, PANIK, DAN
BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL NAMA ORANG YANG MEREKA CINTAI. DI
SELA-SELA ITU, SESEKALI TERDENGAR JUGA TERIAKAN MENYEBUT NAMA
ALLAH, MAKIN LAMA SUARA ANGIN DAN GEMURUH OMBAK MAKIN KERAS
DAN MENENGELAMKAN SEMUA TERIAKAN.

Tak lama suara-suara gemuruh itu berlangsung hilang. Berganti engan suara
gerimis hujan. Beberapa saat kemudian suara gerimis hujan menghilang,
berganti dengan tetes-tetes air yang jatuh.

BABAK I

LAMPU FADE IN.

SUARA TETES-TETES HUJAN PERLAHAN MENGHILANG.
[LAMPU DIMULAI DARI AREA TOKOH MAK YANG SEDANG DUDUK DI
TUMPUKAN KAYU-KAYU,DI AREA PANGGUNG KIRI DEPAN, SAMPAI
KEMUDIAN MELEBAR KE AREA PERMAINAN YANG LAIN].

DI PANGGUNG BAGIAN TENGAH BELAKANG, TERLIHAT SEBUAH RUMAH
SEDERHANA. DI DEPAN RUMAH BAGIAN KANAN TERDAPAT SEBUAH
BANGKU PANJANG YANG SUDAH RUSAK, TAPI MASIH BISA DIGUNAKAN
UNTUK DUDUK-DUDUK.

MAK tampak duduk [di bagian kiri depan panggung] di atas tumpukan
potongan kayu yang di susun hingga menyerupai tempat duduk. Wajah MAK
telihat sedih, pandangannya lurus ke depan.

Dari dalam rumah terdengar teriakan pertengkaran Limah dan Bibah.

Limah ; Kakak tak bisa begitu. perlu waktu

Bibah ; Waktu ? Ini sudah dua minggu. Saya tak mengerti kenapa kita harus kembali ke sini. Padahal di tempat pengungsian, masih banyak yang bisa kita dapat kalau kita mau. Tempat ini sudah mati,Limah. Sudah mati! .

Limah ; tapi di sinilah Mak ingin menunggu. Bukan di pengungsian. Sabarlah kak. Sabar!

Bibah ; Saya bahkan tidak mengerti kenapa kita harus berlama-lama di sini. Itu sama saja menunggu keajaiban. Seharusnya kita keluar mencari kejelasan.

Limah ; mak lagi sedih, kakak kita semuapun sedih Megertilah sedikit.

Bibah ; lagi-lagi soal mak mak lagi…mak lagi! pening kepala saya!

Limah ; kakak jangan begitu, nanti mak dengar!

Bibah ; Kalau begitu sampaikan lah dengan caramu, bahwa saya tidak bisa terus menunggu, apalagi jika tak jelas sampai kapan harus menunggu.

Bibah kemudian muncul di pintu rumah dengan wajah kesal. Bibah lalu
menutup pintu, tapi pintu ternyata susah tertutup. Berkali-kali ditutup lagi, tapi
tetap tidak bisa. Terakhir bibah menyentak pintu kuat-kuat, lalu membiarkan
pintu itu setengah terbuka.

Bibah ; [ kesal ] pintu kurang ajar! Bahkan pintu pun tak mau sepakat dengan saya!

Bibah lalu berjalan bergegas ke arah kanan panggung. Limah muncul di pintu.

Limah ; kakak mau kemana?

Bibah ; Bibah berhenti dan menatap mak yang masih duduk termenung.
Cari udara segar. Pengap saya di sini.

Bibah dengan kesal berjalan lagi. Pada saat bersamaan muncul zein. Bibah berhenti dan memandang zein kesal.

Bibah ; Apa lihat-lihat?!

Bibah out stage.

Zein ;[memperhatikan bibah yang bergerak keluar, lalu menatap limah].
Assalamualaikom, limah. [ lalu kepada mak ] mak.

Mak bangkit dari duduknya dan menatap zein. Kesedihan di wajah mak
langsung hilang.

Limah ; waalaikum salam.

Zein cepat melangkah mendekati limah.

Zein ; limah….

Limah ; [ tidak sabar dan antusias ], apa kabar bang?

Zein ; [ ragu ] belum…belum ada kabar, limah.

Kepala mak tertunduk. Mak kembali duduk dan menatap kosong ke depan.
Zein buru-buru melanjutkan bicaranya.

Zein ; tapi saya akan cari terus, limah. Saya akan cari terus hingga kita memperoleh kejelasan. Sampai kapan pun. Masih ada beberapa tempat yang belum saya datangi, insya allah saya akan segera kesana.

Limah ; sudah lewat dua minggu. [ memandang mak ]. Saya kasihan melihat mak.

Zein ; mak sakit ? kalau perlu sesuatu bilang pada saya, limah. Mudah-mudahan bisa saya carikan

Limah ; mak tak sakit.Tapi setelah kejadian itu mak tak bicara apa pun. Sudah begitu kakak…

Zein ; kenapa dengan bibah? Saya lihat…dia baik-baik saja.

Limah ; dia tak sabar ingin meninggalkan kajhu. Mungkin ingin segera bertemu bang nurdin. Masih mengungsi di mata le dia?

Zein ; [ mengangguk ] sepertinya nurdin pun tak sabar ingin cepat bertemu bibah. Saya sempat mengajak nurdin ke sini, tapi dia bilang tak bisa. Tak tahu apa sebabnya.

Limah ; harusnya mereka sudah menikah. Bahkan keluarga kami dan keluarga bang nurdin sudah membuat beberapa persiapan, kasihan kakak.

Limah berjalan mendekati mak yang masih duduk dan menatap lurus ke
depan. Limah berdiri di samping mak. Sementara zein hanya
memperhatikan. Terdengar pelan suara musik lagu si bijeh mata [ Rafli
kande ].

LAMPU BLACK OUT.

BABAK II

DARI DALAM RUMAH TERDENGAR SUARA SEORANG PENYIAR RADIO, YANG
MEMBERITAKAN TENTANG SITUASI SETELAH BENCANA TSUNAMI YANG
MELANDAH ACEH DAN SUMATRA UTARA. SUARA PENYIAR SESEKALI
BERGANTI DENGAN SUARA KORBAN BENCANA YANG KEHILANGAN SANAK
SAUDARANYA.

LAMPU FADE IN.

Bibah dengan tergesa gesa muncul dipintu rumah dengan sebuah tas besar
ditangan, tangan yang lain mendekap beberapa pakaian yang belum sempat
dirapikan. Bibah tampak kerepotan menutup pintu rumah. Terakhir dibiarkan
saja terbuka. Bibah lalu meletakan baju baju dan tas tepat didepan bangkuh
panjang. Bibah duduk dibangku, tangannya sibuk memasukan baju satu demi
satu kedalam dengan tergesa.

Bibah ; bisa gila saya bila menungguh terus! orang harus berusaha merubah kebiasaan, bukannya diam. Apa tak lihat orang orang yang mengungsi?. Bahkan haji leman yang kaya, punya toko mas yang besar, dan kemana mana selalu berkendaraan, saya dengar rela tidur berhimpit himpit dengan banyak macam orang dipengungsian. Ini malah…heh…pokoknya saya tak bisa terus larut dalam kesedihan. Saya harus pergi!.

Limah muncul, menatap heran Bibah

Limah ; kakak… ?.

Bibah masuk kerumah dengan tergesa gesa. Sesaat Bibah keluar lagi, dengan
menenteng radio kecil, yang masih menyiarkan berita tentang bencana
tsunami. Bibah lalu menunjukan radio itu kepada Llimah yang masih berdiri
didepan pintu.

Bibah ; kamu dengar berita ini?. Na ka deunge?. Kita harus angkat kaki dari sini. Bukan cuma tak ada makanan, pakaian, dan semua yang semua kita butuhkan. Tapi sekarang sudah terjangkit wabah penyakit berbahaya.

Limah ; saya dengar. Tapi cutda mau kemana?

Bibah mematikan radio, lalu berjalan kebangku dan duduk. Bibah memasukan
radio itu bersama pakaian kedalam tas.

Bibah ; meu jak [ pergi ]. Ke mana saja. Yang penting keluar dari Kajhu ini kemarin saya dapat surat dari Bang Nurdin. Cut Intan yang membawanya.

Limah tampak gembira. Dia memdekati Bibah, lalu duduk disisinya.

Limah ; dia pulang juga akhirnya?. Tak betah dipengungsian?

Bibah menatap Limah, bibah lalu tertawa.

Bibah ; jak woe [ pulang ] ?. Siapa yang pulang?

Limah ; cut Intan. Tadi barusan cutda bilang dia bawakan surat dari Bang Nurdin. Satu pengungsian rupanya.

Bibah berdiri masih tertawa mengejek. Dia berjalan kekiri panggung,
tatapannnya jauh kedepan.

Bibah ; kajhu kita ka mate [ sudah mati ]. Gampong kita pun sebentar lagi berubah jadi tempat pembuangan puing puing sampah dari kota. Yang saya dengar banyak penduduk tak jadi balik karena tumpukan sampah sudah hampir mencapai kajhu. Lima ratus meter lagi! [ Bibah berbalik dan menghadap kearah Limah ]. Buka mulutmu!. cut Intan tu bukan pulang. Dia hanya kembali untuk mengemas barang barangnya yang tersisa, yang masih bisa diselamatkan. Kalaupun masih ada yang tinggal disini, itu hanya untuk sementara, bukan untuk berlama lama seperti kita.

Limah ; [ berdiri mendekati Bibah.] lalu?. Cut Intan pergi lagi?

Bibah ; ya!. ke Jakarta!. mau hidup apa kita disini? Mengandalkan belas kasihan Zein?. Iya kalu dia masih senang dengan kamu. Kalau tidak?

Limah ; bilang apa cutda?

Bibah ; [ iri ] jangan pura pura tak tahu. Kamu enak enak disini, bisa dekat dengan Zein. Ditengok terus. Pantas kamu tak mau pergi. Tak kamu pikirkan kakakmu ni

Limah ; [ marah ] jangan bilang begitu. Apa cutda tidak tahu saya juga sedih?. Bukan hanya soal cutbang. Cutda tahu Meunasah rata dengan tanah. Lebih buruk lagi saya tidak tahu nasib anak anak yang selama ini mengaji di Meunasah. Tidak terpikir oleh cutda, saya pun hancur. Sebab tidak tahu apa yang bisa saya lakukan lagi? [ putus asa ] Tapi mak… pikirkan mak!.

Bibah ; tapi mak tidak pernah peduli kepada saya.[ berjalan kekanan depan panggung membelakangi limah ]. Saya harus menyusul bang nurdin. Sebelum dia berubah pikiran. Bagaiman jika dia bertemu gadis lain. Bagaimana jika ia tidak mau menunggu dan pergi sendirian ke medan? lagi pula saya tidak bisa tetap disini adan terkena penyakit.

Limah ; [ mereda ] Bang Nurdin mau ke Medan?

Bibah ; [ bergerak mendekati bangku, tempat biasa mak duduk ] Limah, Cuma kamu anak perempuan kesayangannya. Mak selalu pilih kasih. Hanya kamu dan cutbang. Saya tidak pernah mendapat tempat dihati mak. Apa saya tidak secantik kamu?. Apa saya tak pernah menyenangkan hati mak?. Apa saya selalu tidak menuruti apa kata mak?. Apalagi setelah cutbang hilang, Cuma dia saja yang mak risaukan sekarang. Bahakan waktu ayah hilang lima tahun yang lalu dilaut, mak tak begini!.. seharusnya saya saja yang hilang, entah mati ditelan tsunami, atau masih hidup dimana tak sadarkan diri.

Limah ; cutda jangan bilang begitu.

Bibah ; itu kenyataan. Ada saya atau tidak, tak ada bedanya buat mak. Siapa yang tahu jika cutbang sengaja menghilang?. Meskipun dia sudah menjadi Amad Rhang Manyang, anak yang peduli pada kepentingannya sendiri,dan akhirnya melupakan ibu kandungnya!.

Limah ; [ mendekati bibah ] tapi cutbang bukan sengaja menghilang. Sejak dulu, Cuma kita yang dipikirkan cutbang. Dia tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Cutbang berhenti sekolah, lalu bekerja, biar kita tak putus sekolah. Cutbang tak mau mendekati perempuan, belum menikahpun supaya tetap bisa mengurus kita. Bahkan kalau saja tidak menyelamatkan dan membawa kita kemesjid tempo hari, entah apa jadinya.

Bibah ; tapi kenapa setelah itu dia harus pergi?

Limah ; sebab cutbang tak bisa bersikap egois. Tenang tenang sendiri sementara arus masih deras. Mana bisa cutbang diam saja melihat orang tua dan anak anak terbawa air?.

Bibah bergerak kearah bangkuh dan mengambil tasnya.

Limah ; [ menyusul dibelakang Bibah ] cutda, saya pun terkadang putus asa. Tapi kalu mengingat ingat pengorbanan cutbang, rasanya saya tak pantas saya mengeluh. Tunggulah sebentarlagi, cutda. Sampai ada kabar.

Bibah ; [ berteriak dengan histeris ] PREH?. Sampai kapan?. Sampai…

Mendadak pintu terbuka. mak muncul. Bibah langsung terdiam. Mak berjalan
kebangku, tempat dia biasa duduk. Bibah dan Limah memperhatikan mak.
Mak lalu duduk.

Bibah ; [ Berusaha meredam suaranya ] menunggu sampai kapan?. Sampai kita jadi tua, mati dan dilupakan orang?.

Zein muncul, langkahnya cepat cepat menghampiri Limah dan Bibah. Ditangan
terdapat sebuah bungkusan.

Zein ; na kaba!. [ ada kabar !.]

Mak berdiri dan menatap zein. Limah mendekati zein. Sementara bibah hanya
duduk dan bersikap dingin melihat kedatangan zein.

Limah ; [ tak sabar ] kabar apa?. Da yang melihat cutbang?. Dimana?. Kapan?. Bagaimana ceritanya?.

Zein ; [ memberikan bungkusannya pada Limah ] tak seberapa jelas, Limah. Tapi kata teman yang di LSM, ada yang melihat abangmu di Takengon.

Limah ; cutbang? Di Takengon? Bagaimana kabarnya? Sehatkah cutbang?

Zein ; saya belum tahu pasti. Tapi dari sini akan saya kejar kabar itu ke Takengon. [ dengan antusias ]. Apa ada foto abangmu? Kalau ada fotonya, bisa kita iklankan juga disurat kabar.

Limah ; [ tampak kebingungan. Menatap bibah yang tetap bersikap acuh tak acuh. Lalu mengahadap zein lagi.] rasanya tak ada, bang. Semuanya hanyut terbawa air.

Zein ; tak apa. Sudah saya tempelkan juga berita tentang abang disetiap pos pos pengungsih yang saya lewati.

Mak berdiri dan berjalan kearah rumah. Zein dan Limah hanya memperhatikan
mak yang masuk kerumah.

Zein ; apa mak tak menyimpannya?

Limah ; saya tidak tahu. Jangankan menanyakan foto, menyebut nama cutbang saja, saya tak berani, takut mak semakin seudeh.

Zein dan Limah terdiam. Tak lama mak muncul lagi dipintu rumah dan
mendekati Limah.

Zein ; mak… mak jangan banyak pikiran. Saya akan cari terus sampai ketemu. Kalau mak butuh sesuatu, bilang saja. Biar zein yang mengusahakan.

Bibah ; [ melirik sinis, agak pelan ] cari muka terus.

Mak tersenyum. Lalu menyerahkan selembar foto pada Limah, lalu masuk
kedalam rumah.

Limah ; [ memperhatikan foto ditangannya. Terkejut. Lalu memperhatikan foto itu pada zein ] coba lihat! masih ada selembar fotonya. Ah…sayang, gambar ini tak begitu jelas sebab diambil beberapa tahun yang lalu, saat saudara kami yang tinggal di Jakarta berkunjung.

Sebuah lagu Aceh, yang berisi tentang sebuah kerinduan pada keluarga. Tapi
tak begitu jelas terdengar, karena mak menyanyikannya dengan cara
berguman. Hal itu membuat perhatian Limah beralih kearah rumah.

Zein ; [ mengambil foto dari tangan limah dan memperhatikannya ] ya. Memang tak begitu jelas. Tapi semoga bisa membantu.[ tersentum ]. Kamu cantik sekali difoto ini, Limah!.

Bibah ; [ menyindir ] makin pengab saja rasanya tempat ini.

Zein ; mak….maksud saya, kamu dan bibah lucu sekali. Dan soal foto ini, biar saya pegang dulu. Semoga saya bisa menemukan abangmu.

Bibah berdiri dan mengambil tasnya, seperti hendak pergi. Limah cepat cepat
memegang tas ditangan Bibah, dan menariknya dari tangan Bibah.

Limah ; cutda deunge! Masih ada harapan. Jangan pergi! kita tunggu dulu beberapa hari ini.

Bibah mengambil tas dari tangan limah, wajahnya tampak kesal ketika melirik
zein.Bibah lalu mengeluarkan radio dari dalam tas dan menyetelnya lagi keras-
keras. Terdengar suara penyiar yang memberitakan tentang perkembangan
bencana stunami. Bibah menaruh radio di pundaknya, seolah menutupi
wajahnya, lalu berjalan ke dalam rumah. Setiba di depan rumah, bibah berhenti
dan menatap ke arah limah dan zein, lalu mematikan radionya den-gan kasar
dan menghilang ke dalam rumah. Limah dan zein hanya memperhatikan
tingkah bibah. Setelah beberapa saat zein mendekati limah.

Zein ; [ ragu-ragu ] Limah…E…sebetulnya…

Tiba-tiba sayup-sayup dari dalam rumah terdengar suara mak mendendangkan

zein ; Limah?

Limah ; [ sedikit kaget ]. Ada apa bang zein?

Zein ; [ gugup ]. Eh, tak…tak apa-apa… [ seperti teringat sesuatu yang lain ]. Hanya berpikir, barang kali limah rindu mengajar lagi. Di pengungsian sudah di bangun beberapa meunasah, meski dengan tenda.

Limah ; [ tertarik penuh kerinduan ]. Betulkah begitu? ramai anak-anak belajar?

Zein ; [ mengangguk ]. Ya, saya lihat banyak anak pengungsi yang tetap ingin tetap belajar mengaji, kalau limah ingin pergi, saya bisa antar.

Limah ; [ mengangguk tetapi tidak berapa lama wajahnya kembali ragu ]. Saya tak bisa meninggalkan mak meski sekejap. Betapa pun saya ingin.

Zein dan limah masih bertatapan sejenak. Lalu seperti tersadar limah
mengalihkan wajah ke arah lain.

Limah ; Ada yang lain, bang ?

Zein ; Sebetulnya, eh…tidak! maksud saya …saya pamit dulu.

Limah ; Ya, bang. Terima kasih abang sudah mau membantu.

Zein ; Assalamualaikum.

Limah ; Waalaikum salam.

ZEIN OUT STAGE.

Limah berjalan ke arah rumah dan masuk. Bersamaan limah masuk ke rumah,
zein in stage dan memandang ke arah rumah.

BABAK III

Terdengar riuh rendah suara orang, juga teriakan-teriakan serta derap langkah
kaki berlari dan berjalan dengan tergesa-gesa.

LAMPU MENYALA.

Seseorang 1 muncul, melintas dari kiri panggung ke arah kanan panggung
dengan panik, sambil membawa bungkusan besar. Sesampainya di bagian
kanan panggung, seseorang 1 berhenti dan menatap rumah limah. Lalu dengan
cepat seseorang 1 mendatangi rumah limah dan mengedor-gedor pintunya.

Orang 1 ; keluar…cepat keluar! Assalamu alaikum… Cepat keluar!!

Mak membuka pintu, wajahnya heran. Seseorang 1 menengok ke belakang
seperti ketakutan, kemudian dia menyeru mak lebih panik.

Orang 1 ; beu bagah, mak! cepat kemas-kemas!. Pergi …jauh-jauh. Selamatkan diri! Na geumpa! Kabarnya ada geumpa susulan yang besar. Le…mak…lae kaji ek! air akan naik . mak jangan diam saja. Cepat kemas barang-barang mak, bawa semua pergi…cepat! ohh, kita tak ada waktu lagi!

Tiba tiba muncul segerombolan orang dengan bungkusan barang, yang
melangkah cepat cepat. sebagian bahkan berlari. Seseorang 1 menatap orang
orang itu. Wajahnya makin panik.

Orang 2 ; [ kepada seseorang 3 yang berjalan dengan menyeret anaknya ]
Cepat! gendong saja anak itu!

Orang 4 ; lari…. ! ayo lari cepat!

Orang 2 ; tinggal saja barang barang yang tak perlu, cepat!

Orang 1 ; [ menatap mak ] alah mak… kenapa diam?. Kemas kemas mak!kasih tahu yang lain. Tak ada waktu. Gelombang besar bisa datang lagi. Mak harus cepat! [ menatap kepada rombongan yang lewat, bimbang. Lalu lari menyusul ]

Mak ; [ menatap kerumunan orang lewat. Wajahnya berangsur angsur panik dan tampak mulai histeris. Ketika tak ada lagi yang lewat, panik mak memuncak dan berteriak serta bertingkah seperti orang kesakitan ] Aaaaaaaaaaaaa……..Aaaaaaaaaaaaaa……Aaaaaaaaa…

Limah muncul tergopoh gopoh, cepat cepat dia membawa mak duduk di
bangku panjang depan rumah.

Limah ; mak…mak kenapa? ada apa?

Mak ; [ mak terus merontah rontah. Limah memeluk mak ] Aaaa…

Limah ; mak… teunang mak. Mak kenapa?

Mak ; Aaaa…aaaa

Limah ; mak meucap….istifhar mak!

Mak ; Astagfirullah al azhiem……

Bibah ; [ muncul di jendela ] kenapa mak? Kenapa? [ menghilang lalu muncul di pintu rumah ] ada apa Limah?

Limah menggeleng, lalu menuntun mak dan menghilang kedalam rumah. Tak
lama muncul seorang anak muda dengan membawa bungkusan besar. Saking
banyaknya beberapa barang terlepas dari tangan. Bibah menghampiri dan
membantu mengambilkan barang barang si anak muda yang terjatuh.

Bibah ; [ sambil tetap membantu mengangkat barang barang si anak muda dan menaruh dipunggungnya ] ada apa dek? Kelihatannya terburu buru. Dari mana dan Hendak kemana adek ini?

Si anak muda menunjuk nunjuk kearah dari mana dia datang tadi. Wajahnya
kelihatan panik.

Bibah ; dari gampong dekat sini? Banyaknya barang barang yang di bawa! rumoh kamu utuh rupahnya? [ agak sinis ] atau menjarah rumah orang? [ penasaran ] kenapa sendirian saja, apa yang lain sudah berangkat lebih dulu? Ceritakanlah sikit, kenapa kamu terburu buru macam dikejar hantu? Pasti ada sesuatu. Pe na kaba/. Ada kabar apa? Dari siapa kamu dengar?

Si anak muda berhenti sebentar dan menatap Bibah, kemudian sibuk lagi
membereskan barang barangnya yang tercecer. Matanya sesekali menatap
kearah dia muncul. Wajahnya terlihat gelisah.

Bibah ; [ mulai kesal ] heh, kenapa takut? Apa yang kamu lihat?. Memangnya ada apa disana?. Akan ada bahaya lagikah?. Syi peugah!. ngomonglah. Macam tak punya mulut saja kamu ini!

Laki laki setengah baya muncul dari kiri panggung, berjalan dengan tergesa
Gesa, sambil membawa barang barang. Lalu berhenti di dekat si anak muda.

Lelaki ; heh, beu bagah. Cepat ! mau kamu ditelan air? !

Anak muda ; [ menunjuk nunjuk kearah Bibah ] agh..aagh…uagh.

Bibah mengamati tingkah anak muda. Sesaat kemudian, barang barang sianak
muda yang sudah diangkat tadi ditaruhnya dengan sembarangan. Hingga
wajah anak muda hampir tidakkelihatan karena tertutup.

Bibah ; [ mengomel ] ngobrol dong dari tadi kalau gak bisa ngomong1.bikin mulut berbusa saja!.

Anak muda dan lelaki setengah baya cepat cepat berlari kearah kanan
Panggung dan out stage. Bibah memperhatikan mereka sesaat, lalu tergesa
Menuju rumah.

Bibah ; [ berteriak ] Limah. Limah…

Limah ; [ muncul dari pintu ] ada apa, cutda?

Bibah ; [ menghampiri Limah hinggah mereka berhadapan ] ramai orang melintas, Limah. Mereka panik, mereka seperti akan mengungsi. Pasti akan ada gempa dan air yang lebih besar lagi. Kamu rasakan sejak dua hari ini, bumi kembali bergoyang?

Limah ; ya, memang lebih besar sedit dari yang biasa. Tapi tidak sebesar hari itu.

Bibah ; [ membentak ] tapi bisa sajakan semua datang tiba tiba? Lalu bagaimana jika ie raya trok?. air bah datang! apa kita tahu?. Apa kita masih sempat lari? [ panik sambil mondar mandir, lalu kembali menghampiri Limah ] ta jak, Limah! kita harus pergi. Tak bisa lagi tetap disini. Ini gila!

Limah ; tapi mak ingin menuggu cutbang disini. Selain itu mak juga masih terpukul, tak bisa melihat orang banyak berkumpul atau mendengar orang berteriak teriak. Sebaiknya kita menenangkan mak dulu.

Bibah ; kita tak punya waktu! gempa bisa datang kapan saja. Lalu air raya itu… kita harus pergi, Limah! harus. Tak ada waktu lagi.

Limah ; tapi mak….

Bibah ; [ geram ] saya tak perduli lagi. Kita ke Mata ie sekarang. Mak akan pergi kalau kita pergi!

Limah tampak berpikir, lalu kepalanya menggeleng.

Bibah ; [ bibah semakin kesal ] kita harus pergi, Limah! tak aman bertahan disini. Gelombang atau gempa yang hebat, bisa saja datang dan menghancurkan kita. Tak mungkin orang orang itu mengungsi setelah kembali kalau memang tak ada…

Tiba tiba ucapan Bibah berhenti oleh jeritan mak dari dalam. Limah kontan
Berlari masuk kedalam rumah. Bibah juga cepat bergerak mengikuti limah, tapi
Sampai di depan pintu. Bibah mengurungkan niatnya. Bibah tampak bimbang
beberapa saat, antara masuk kerumah atau tetap di luar. Tapi akhirnya Bibah
masuk juga menyusul Limah ke dalam.

LAMPU BLACK OUT

BABAK IV

LAMPU FADE IN [ SUASANA MALAM ]

Terdengar dari dalam suara mak meyenandungkan

Limah ; cutda, neu preh!. tunggu!

NADA LAGU ASAI NANGGROE – RAFLI KANDE. TIDAK DINYAYIKAN KATA
KATANYA.

Bibah muncul di pintu rumah, lalu memandang sekitar. Tidak lama dia berjalan ketengah panggung. Wajahnya tampak gelisah. Ia meraskan betul betul sudah tak tahan lagi tinggal di Kajhu.
Kemudian ia berjalan kekiri panggung, berhenti sebentar, tampak berfikir keras. Tak lama berjalan kedepan panggung, matanya menatap pada tmpukan kayu tempat mak duduk.

Limah muncul didepan pintu. Limah menatap bibah. Merteka berpandangan sebentar. Bibah lalu berjalan masuk ke dalam rumah dengan tergesa gesa. Limah menatap kepergian bibah sekilas. Lalu dia duduk termenung dibangku depan rumah, wajahnya juga gelisah. Kakinya digerak gerakan dan diketuk ketukan kelantai. Ia tampak termenung beberapa lama dan bangkit dari duduknya.terus berjalan ketempat duduk mak yang biasanya. Dan iapun duduk di situ. Matanya menerawang kedepan, gelisah. Dalam hati dia ragu cutbang masih selamat. Kalu cutbang sudah tiada, apakah mereka harus tetap di kajhu? Limah sebetulnya ingin mengajar anak anak di meunasah yang didirikan di pengungsian. Tapi ia juga tak ingin melukai mak.

Sayup sayup terdengar suara anak anak sedang mengaji dari kejahuaan.

Limah bangkit, berdiri sebentar ditempatnya, lalu berjalan pelan dan masuk ke dalam rumah. Suara senandung nada lagu asai Nanggoroe – Rafli Kande masih terdengar lamat lamat.
LAMPU BLACK OUT

BABAK V

LAMPU FADE IN

Terdengar teriakan Limah dari dalam rumah.
Bibah keluar dari rumah dengan tas besar di bahu, lalu dengan cepat duduk
Dibangku depan rumah. Wajah terlihat kesal sekali.

Bibah ; saya sudah tidak bisa menungguh lagi! ini sudah keputusan terakhir.

Limah ; [ muncul dari jendela ] sabarlah cutda. Beberapa hari saja.

Bibah ; beberapa hari terus! saya tidak bisa menungu, limah.

Limah ; [ keluar dari rumah langsung mendekati bibah ] sampai hati cutda meninggalkan adik dan mak? pesan terakhir dari cutbang sebelum pergi, supaya kita terus bersama sama.

Bibah ; itu sebelum Cutbang tahu apa yang terjadi. Kalau Cutbang tahu gampong Kajhu kita sudah tak ada harapan, cutbang pastilah menyuruh kita pergi meninggalkan kajhu juga.

Bibah bangkit dan berjalan ke arah kanan panggung. Limah cepat merebut tas
di tangan bibah, dan menaruhnya di bangku. Bibah ingin mengambilnya lagi,
tapi limah menghalangi langkah bibah. Mereka kini berhadapan.

Limah ; [ keras ] alasan? Cutda hanya ingin cepat menyusul bang nurdin.

Bibah ; lalu apa salahnya dengan itu? apa orang tak boleh memilih hidupnya sendiri? menentukan kebahagiaannya sendiri? kalau kita tak mendapatkannya di sini karena semua orang sibuk dengan urusanya, kenapa kita tak boleh mencarinya di tempat lain? kenapa? ayo jawab, kenapa?

Seseorang dengan muka di tutup, yang menjinjing radio tape besar di
tangannya tiba-tiba muncul dari kiri panggung, dan melintas cepat-cepat menuju kanan panggung, LALU OUT STAGE.
Bibah yang sedang marah, tiba-tiba terdiam. Bibah dan limah memandangi seseorang itu. Tak lama kemudian dua orang dengan tutup di wajah juga muncul membawa TV, dan kardus besar dengan tulisan BANTUAN UNTUK ACEH. Orang-orang itu dengan santai melintas dari kiri panggung, tak memperdulikan kehadiran BIBAH dan LIMAH. BIBAH dan LIMAH memperhatikan orang itu.
Seorang pencuri muncul dari kiri panggung, juga dengan wajah tertutup, dengan mengendap ngendap mendekati bangku dan mengambil tas bibah. Pada saat bersamaan, bibah dan Limah menoleh dan memergokinya. Bibah cepat merebut kembali tasnya, dibantu oleh limah. Akkhirnya terjadi pergumulan memperrebutkan tas.

Bibah ; pencuri… pencuri…

Pencuri itu lalu out stage kearah kanan panggung. Bibah, sambil mendekap tasnya dan napas terengah engah. Bergerak kekanan panggung, seakan hendak mengejar seorang pencuri tersebut.

Bibah ; [ berteriak sambil memaki ] pancuri kureung aja! tak tahu diri! orang susah masih juga mau kalian curi!

Bibah dan limah diam sejenak, nafas keduanya terlihat memburu.

Limah ; cutda bisa seperti orang tadi? masih memikirkan kepentingan diri sendiri dalam kondisi seperti ini? saya tak habis mengerti tingkah orang. Bang zein bilang mayat mayat dijalan terpotong jari dan telinga, perhiasannya diambil. Sungguh tak punya hati.

Bibah ; jangan membesar besarkan masalah! saya tak mencuri apapun, saya hanya ingin bahagia. Tak berhak kah saya menjelang kebahagiaan saya sendiri?

Limah ; tapi tidak dengan meninggalkan mak, tidak dalam kondisi begini. Itu namanya egois!

Bibah ; [ marah teriak teriak ] kamu juga sama egoisnya, Limah. Tak ada yang memedulikan saya disini. Kenapa saya tidak boleh pergi ke Medan bersama bang nurdin? kamu egois limah. Bahkan mak pun egois! [melemparkan tasnya dengan kasar keatas bangku. Kemudian kesana kemari dengan kemarahan yang meluap luap ] kenapa semua orang tidak pedulikan saya? Apa salah saya?. Tak ada lagikah rasa sayang?. Dimana rasa persaudaraan?. Kenapa semua orang sibuk dengan urusannya sendiri sendiri? Hidup macam apa ini… ? jawab!

Limah yang memperhatikan bibah bertingkah seperti orang kalap, hanya memperhatikan saja. Bibah akhirnya berjalan dengan lesu kearah bangku, duduk sambil memeluk tasnya. Bibah lalu menangis.
Zein muncul dari kiri panggung.

Zein ; ada apa? tadi saya seperti mendengar teriak teriakan…

Zein memperhatikan bibah yang sedang menagis sesunggukan. Bibah
menghentikan tangisnya, pandangannya lurus kedepan, tak memperdulikan
zein.

Limah ; [ menatap zein lalu mendekati ] abang dari Takengon?

Zein ; [ mengangguk ]

Limah ; lalu?

Zein ; [ ragu ] saya sudah kesana mencari ketempat tempat dimana mereka bilang pernah melihat abang.

Limah ; [ tak sabar ] lalu? jumpa dengan cutbang? apa kabarnya?. Kenapa tak segera pulang?

Zein ; [ menggeleng ] maafkan saya, limah!

Limah ; maksud abang?

Zein ; [ menatap wajah Limah ]. Saya mencari kemana mana. Bahkan mengejar sampai ke langsa. Tapi saya tak menemukan abang. Tak ada.

Limah ; tapi berita itu?

Zein ; mereka maksudkan orang lain, Limah. Mirip dengan abang. Tapi bukan abangmu. [ menatap Bibah ]. Bibah, ada hal penting yang harus saya beritahukan…

Bibah ; tak perlu, semua sudah jelaskan? Percuma menunggu. Saya tidak bisa menunggu lagi!. [ berdiri dan berjalan cepat ke kanan panggung sambil membawa tas besarnya ]

Limah ; [ bergerak ke arah bibah, berusaha mencegahnya ]. Sutda, jangan pergi. Saya mohon…

Zein ; mau pergi kemana Bibah?

Bibah ; bukan urusanmu saya mau pergi kemana? Apa kalau saya bilang, mau membantu?

Limah ; cutda hendak menyusul Bang Nurdin.

Zein ; Bang Nurdin? Eh… maaf bibah, tapi ada kabar Nurdin sudah berangkat ke Medan.

Bibah ; tidak! bang nurdin tidak mungkin berangkat sendirian, apa lagi tampa memberitahu saya.

Limah ; betulkah itu bang zein?

Zein ; saya memang tidak melihat langsung. Tapi menurut keterangan orang orang yang satu pengungsian, nurdin sudah pergi kemarin.

Bibah ; bohong!. kalian bicara begitu supaya saya tidak pergi. Jangan halangi saya. Awas! saya akan mengadukannya pada bang nurdin kalau bertemu nanti.

Zein ; mungkin kabar itu tidak betul, bibah. Tapi apa jadinya kalu kamu pergi kesana dan nurdin tidak ada?

Limah ; cutda jangan pergi!

Bibah ; [ marah meluap luap ]. Kamu iri pada saya kan, limah? Sebab kalau saya pergi, saya pasti bisa segera menikah dengan bang nurdin. Sementara kalian disini hanya menunggu sesuatu yang tidak jelas. Kalian Cuma iri. Kalian Cuma mementingkan diri kalian sendiri. Kalian yang egois!

Bibah lalu bergerak ke kanan panggung. Tapi baru selangkah mak muncul dari pintu langsung menatap bibah tajam. Bibah terkejud dengan kemunculan mak yang tiba tiba. Bibah lalu menundukkan kepala. Tangannya memeluk tas yang dibawanya.
Limah mendekati mak, mengajak mak duduk. Tapi mak menolak.

Mak ; [ menatap bibah ]. Hana buet seulain ku droe! Tidak ada perbuatan yang mementingkan diri sendiri! tidak ada perbuatan yang lebih egois selain meninggalkan tanah yang sudah memberi kita kehidupan. Tanah ini sudah kehilangan banyak. Haruskah ditambah dengan kehilangan penduduknya satu demi satu? Teuma soe yang tinggal jai bangun? Siapa yang akan tinggal dan menbangun? Orang asingkah? Siapa lagi yang menegakkan sejarah emas aceh?.[ suara emak mulai serak, bercampur tangis ]. Siapa? Jawab…siapa yang akan membangun tanah ini? Siapa?

Mak menatap bangku tempat biasa mak duduk. Mak berjalan mendekat, bersimpuh di sisi bangku, lalu mendendangkan hikayat prang sabi. Suara mak lirih, timbul tenggelam.

Mak ; subhanallah wahdahu wabihamdi khalikul badri wa laili azza wa jalla. Uloen pojoepo sidrope syukoe keu rabbi ya aini keu kamoeneubri beu suci ya robbi aceh mulia.[ Maha suci Allah dan baginya segala puji pencipta siang dan malam. Saya puji tuhan satu syukur untuk rabbi berilah kami kesucian aceh mulia.]

Mak menghebtikan dendangnya. Mak lalu menangis. Setelah reda tangisnya,
Mak menatap lurus jauh kedepan.

Mak ; saat kehilangan laki laki pertama dalam hidup mak, mak mencoba tegar, karena menganggap iru adalah sesuatu yang bias terjadi, toh laki laki itu sudah menurunkan mak seorang laki laki lagi. Juga dua anak perempuan.
Tapi ketika laki laki pemberiannya itu pun harus pergi, membawa semua harapan yang lama mak bangun, mak… mak….[ seperti kehabisan kata kata, kembali meratap ]. Ahh, kemana ombak telah membawa si abang? Mak menuggu disini, sayang. Ditempat yang tak mungkin mak tinggalkan sejak kenangan demi kenangan menyemak. Mak menunggumu. Cuma itu yang bisa mak lakukan. Pulanglah sayang. Pulang. Bukankah setiap pengembara rindu pulang ketanah asal? Mak lah tanah asal itu sebelum kita pulang ke Maha Asal. Pulang Abang…

Mak menangis lagi. Lebih keras dan histeris. Suara mennyayat. Limah menghampiri mak. Lalu mendudukan mak dibangku dan memeluknya. Perlahan tangis mak mereda, dan akhirnya berhenti. Sementara bibah hanya memandangi mak dan limah.

Bibah mencangklong tasnya, memandang mak dan limah sekali lagi, lalu melangkah cepat kearah kanan panggung. Bibah out stage.

Limah dan zein memandang kepergian bibah dengan pasrah. Mak pun hanya menatap kepergian bibah, lalu berdiri dan berjalan tertati kedalam rumah. Limah kemudian tau mak hendak masuk kerumah, cepat menghampiri mak.

Limah ; mak…

Mak diam dan terus masuk. Limah duduk dibangku depan rumah sambil terisak isak.

Zein ;[ ragu mendekat kearah limah ]. Limah… maafkan saya.

Limah ; ini bukan salah bang zein. Soal cutda dia memang sudah lama ingin pergi.[ limah menangis ] . tak apa apa bang. Biarlah saya dan mak tetap menunggu cutbang, belum lagi 40 hari. Setidaknya menuggu memberi harapan, secuil apapun itu.

Zein ; bagaimana dengan dirimu sendiri?

Limah ; maksud abang?

Zein ;[ zein tampak ragu ] saya tahu mungkin waktunya tidak tepat. Tapi pernakah kamu memikirkan dirimu sendiri? Rencana rencana ke depan? Sebetulnya saya… e…. saya sangat….

Limah ; [ memotong ] saya tak punya rencana apapun bang saya hanya memikrkan mak.

Zein ; ya… harusnya say tahu itu. Tak ada tempat buat perkara lain. Tak ada!

Limah ; terima kasih abang sudah banyak membantu saya.

Zein ; saya pamit dulu, limah

Limah ; [ mengangguk ]

Zein ;[ berjalan beberapa langkah, berbalik ] limah, ada yang harus saya sampaikan kepadamu…e….. sebetulnya saya sangat ….e…. saya ingin…

Limah ; saya tahu

Zein ; kamu tahu, limah?

Limah ; [ mengangguk ] abang tak perlu merisaukan kami. Jangan jadi beban kewajiban abang sudah banyak. Banyak yang lebih membutuhkan abang zei. Kami sepenuhnya mengerti.

Zein ; maksud saya… bukan itu sebenarnya….e….

Limah ; [ menghapus air matanya berusaha tegar ] bang, saya dan mak akan baik baik saja.

Zein ; [ putus asa ] baik… ya. Tak ada tempat untuk perkara lain. [ diam beberapa saat ] saya pamit dulu limah.

Zein menatap limah beberapa lama, lalu membalik badan dan pergi. Limah
berjalan mendekati tumpukan kayu tempat mak biasa duduk, lalu limah duduk disana. Lampu fade out, kecuali satu bagian ditempat limah duduk.

Limah ; saat kejadian itu, ketika gempa mengguncang dan menggelombang menerjang, kami semu melihat, betapa tipisnya antara hidup dan mati. Pasti beralasan. DIA mengambil sebagian dari kami, dan kenapa DIA kenapa dia membiarkan sebagian kami tetap hidup. Barangkali supaya ada yang menjadi saksi, begitu lemahnya manusia, begitu kuatnya Yang Kuasa. Begitu tak berartinya segala perhiasan dunia yang kami timbun selama ini. Hanya dalam hitungan detik, semua harta, rumah dan gedung bertingkat, mobil mobil mewah, kapal tersungkur didalam mesjidNYA.

Terdengar lirih lagu BUNGONG JEUMPA

Limah ; akan halnya cutbang, jika memang DIA sudah memanggilnya, maka kami ikhlas, tapi jika cutbang masih hidup , dan ada dari kalian yang melihatnya, tolong…tolong….sampaikan pada cutbang, kami menunggunya di kajhu, bagian dari tanah serambi mekkah yang cutbang cintai. Soal bahaya, saya percayua, kalau memang belum ajal., ditengah lautpun kita tak akan mati. Tapi kalu sudah ajal, lari kegunung pun kita tetap akan mati.

Terdengar lirih lagu BUNGONG JEUMPA
Black out.

tamat.

Diketik ulang oleh yunni bisma.
Untuk pementasan teater ras.
Slipi, 12 rabiul awal 1429 h / 20 maret 2008

Published in: on 17 Juni 2009 at 09:39  Tinggalkan sebuah Komentar  

NASKAH DRAMA ” RASHOMON “

DSC_8046TEATER R A S [ RUKUN AGAWE SANTOSO ]

MEMPERSEMBAHKAN
RASHOMON

KARYA ; RYUNOSUKE AKUTAGAWA
Yang telah di Revisi oleh Arif hartono dari kumpulan cerpen, film dan naskah RASHOMON saduran Djohan A. Nst.

Kanazawa
Masage

SUTRADARA ; ARIF HARTONO

PEMERAN

Kanazawa No Takahiko adalah C . BOBBY
Masage adalah YUNIATI BHISMA
Tajomaru adalah SENO DS
Pendeta adalah ARIF H
Penebang kayu adalah SYARIFUDDIN

DIATAS – STAGE TELAH DUDUK TIGA ORANG PEMERAN TAKEHIKO, MASAGE DAN TAJOMARU. SIKAP DIAM DAN KELIHATAN SAMAR. TERDENGAR SUARA HUJAN, SIULAN ANGIN. DAN SESEKALI SUARA GEMURUH.
PENEBANG KAYU DAN PENDETA MASUK KEDALAM KEADAAN BASAH.

Pendeta ; Hujan tidak mau berhenti juga. Aku terpaksa berteduh disini. Sebenarnya aku sedang dalam perjalanan menuju kuil Shimizu. Ketika tiba tiba di jalan hujan turun dengan deras sekali. dulu gapura Rashomon ini ramai dikunjungi orang baik baik. Aku masih ingat. Tapi sekarang, gapura ini jadi sarang pencuri dan perampok. Aku dengar, mereka membawa mayat mayat kesini untuk dibuang, sampai-sampai kawanan burung gagak masuk kesini untuk menghabiskan sisa bangkai. Entah darimana, mereka terbang berputar putar di sekitar balok hubungan gapura. Heran, kali ini gagak itu tidak kelihatan. Barangkali hari ini karena hujan. Hei, tuan kenapa? Tuan seperti orang yang sedang ketakutan?

Penebang ; Aku…..aku…..aku….
.
Pendeta ; Tenang-tenanglah tuan, Ada apa? Ceritakanlah, barangkali saya bisa membantu tuan.

Penebang ; Tuan Pendeta, Aku telah menemukan seorang mayat lelaki di dalam semak-semak di hutan.

Pendeta ;Apa? Kau menemukan mayat seorang lelaki di dalam semak-semak di hutan?

Penebang ; benar tuan pendeta, aku menemukan mayat itu. Seperti biasanya pagi pagi sekali aku sudah pergi kehutan untuk menebang sejumlah pohon ru. Tiba tiba kumelihat semak semak terinjak injak, lalu kutemukan seutas tali pada akar pohon ru, lalu sebuah sisir. Hanya itu dan tak ku temukan benda benda lainnya. Pedang juga tidak. Dan selagi aku berpikir benda benda itu punya siapa, tiaba tiba aku melihat mayat itu. Aku menjerit ngeri. Dari sinar matahari yang menembus daun daun pepohonan, samar samar ku melihat mayat laki laki itu pakai kimono sutra kebirua biruan dan bertudung kumal bergaya Kyoto.

Pendeta ; Mayat lelaki itu memakai kimono sutra kebiru-biruan dan bertudung kumal bergaya Kyoto? Aku tahu, karena aku pernah berpapasan dengan dia dijalan Sekiyamha menuju Yamashina.

Penebang ; kasihan sekali. Satu tikaman pedang telah menembus dadanya. Daun bambu dinodai bintik bintik darah. Tidak, darahnya tak mengalir lagi, luka telah mengering agaknya. Lagi pula seekor lalat gajah lengket erat disitu., nyaris terbang karena langkahku. Kasihan sekali.

Pendeta ; Ketika aku berpapasan, kulihat ia melangkah girang menuntun kudanya, yang ditunggangi oleh perempuan muda. Belakangan aku tau perempuan itu istrinya. Dari kepalanya tergantung cadar hingga mukanya tak kulihat. Kudanya putih bersurai indah. Dan tinggi wanita itu…. kira kira empat kaki lima inchi. Karena aku seorang pendeta Budha, tentu tak kuperhaikan ia lebih teliti.

Penebang ; tentulah perempuan itu manis dan cantik. Sayang tak kutemukan ia di semak semak itu. Barangkali ia telah pergi. Yah, aku aku memang tak menemukan siapa siapa disana. Kecuali seutas tali, sisir, dan mayat lelaki itu. Aku tak menemukan kudanya yang bersurai indah, seperti kata tuan pendeta. Tidak… bagi manusia cukup sulit kesitu. Apalagi bagi kuda.

Pendeta ; Kau juga tak menemukan pedang, busur dan panah panahnya? Oh, tentu ada seseorang yang mengambilnya. Mungkin pembunuhnya sendiri. Aku lihat sendiri, lelaki yang malang itu bersenjata pedang, busur dan panahnya. ada kurang lebih 20 cadangan dalam wadahnya. Ia seorang samurai dari Kukufu.

Penebang ; tidak. Aku tidak menemukan senjata senjata itu. Tapi rupanya sebelum ia terbunuh. Ia telah bertempur. Sebab rumput dan daun daun bambu yang gugur itu terinjak injak di sekelilingnya

Pendeta ; tak kusangka ia akan mengalami nasib demikian. Benar hidup seseorang cepat hilang seperti embun pagi. Atau sambaran kilat…….

Suara hujan dan guruh semakin keras

Keduanya masuk – Tajomaru berdiri.

Tajomaru ; saudara saudara, sayalah yang membunuh lelaki itu. Saya Tajomaru, bajingan paling terkenal diantara perampok yang berkeliaran di Kyoto. Bagi saya, membunuh bukanlah persoalan sulit yang memberi akibat besar seperti saudara saudara kira. Membunuh adalah pekerjaan yang enteng saja. Tetapi apakah saya satu satunya orang yang suka membunuh? Tidak saudara saudara. Saudara saudara juga senang membunuh orang. Yah memang saudara saudara membunuh tidak menggunakan pedang, tapi saudara saudara membunuh dengan menggunakan uang, dengan kekuasan, terkadang saudara saudara membunuh dengan alasan demi kebaikan mereka. Benar, mereka memang tidak mengalirkan darah. Mereka sehat sehat saja. Namun saudara saudara tetap membunuhnya. Apa bedanya saudara saudara dengan saya? Dan siapakah penjahat yang lebih besar saudara saudara ataukah saya?

Pada siang itu, ketika saya sedang duduk berteduh dibawah sebuah pohon ditepi jalan kearah Yamashina. Saya memang sering duduk disitu untuk menunggu orang orang yang kurampok. Saya melihat seorang lelaki dan perempuan. Perempuan dengan menggunakan cadar, ia berada diatas punggung kuda putih yang bagus, sedangkan lelakinya berjalan kaki menuntun kuda itu. sambil mengamat amatinya, saya biarkan mereka melintas didepan saya. Ketika tepat di depan saya, angin berhembus dan menyingkap cadarnya. Saya bisa melihat wajahnya sekilas. Oh… alangkah cantiknya, putih dan mulus.

Cobalah saudara saudara bayangkan, bagaimana seorang laki laki berbulan bulan ditengah hutan tidak pernah bertemu dengan seorang wanita. Apalagi yang cantik seperti itu. Maka kuputuskan untuk merebutnya, meskipun harus membunuh suaminya.
Nah, beginilah cerita lengkapnya…

Masuk Takehiko dan Masage.

Takehiko ; Masage, sebaiknya kita istirahat disini saja. Disini udaranya sejuk. Biarkan kuda itu diikat di sana.

Tajomaru datang dengan tertawa.

Takehiko ; siapa kau, mau apa kau? Oh, rupanya kau, yang tadi berpapasan dijalan. Mau apa kau membuntuti kami sampai sejauh ini?

Tajomaru ; [ tertawa kemudian menghunus pedang ]

Takehiko ; [ menghunus pedang juga ]

Tajomaru ; sabar, sabar tuan. Saya Tajomaru. Saya tidak mempunyai niat jahat dengan tuan. Lihatlah pedang ini, bagus bukan? Lihatlah. tuan seorang samurai bukan? Kalau tuan seorang samurai pasti Tuan mengetahui bagaimana kualitas pedang yang bagus. Saya mempunyai banyak pedang pedang yang bagus dan cermi cermin kuno. Sebulan yang lalu ku temukan sebuah tanggul tua di gunung sebelah sana. Setelah saya gali, saya menemukan banyak cermin dan pedang yang bagus bagus. Lalu barang barang itu ku kubur di sebuah hutan kecil di belakang pegunungan itu. Dan saya akan menjualnya dengan harga yang sangat rendah kepada orang yang mau membelinya.

Takehiko ; Oh, benarkah tuan? Benarkah pedang dan cermin yang bagus bagus.

Tajomaru ; Tuan bisa lihat dari pedang saya. Apakah pedang ini kurang bagus? Bahkan yang lebih bagus dari itu banyak tuan.

Takehiko ; Kalau begitu, biarlah saya saja yang membelinya. Nah sekarang juga tunjukkan dimana barang barang itu?

Tajomaru ; baik, sekarang kita ketempat barang barang itu. Mari , ikuti saya

Masage ; Takehiko, kita harus membawa kuda kesana. Saya khawatir kuda itu akan hilang.

Tajomaru ; jangan khawatir, biarlah kuda itu disana. Pepohonan terlalu lebat untuk dimasuki kuda. Ayolah, jangan sampai terlalu sore kita sampai disana.

Masage ; Takehiko, mungkin aku tidak sanggup untuk berjalan kaki kesana

Takehiko ; kalau begitu biarlah, kau tunggu saja disana , didekat kuda. Jangan khawatir, tidak ada apa apa. Aku tidak lama. Barang barang itu begitu berharga, aku harus memilikinya. Nah, pergilah sayang [ masage out ]

Tajomaru ; begitu lebih baik, dia lebih aman disana. Nah, sekarang ayolah kita pergi dari sini.

Keduanya berjalan beberapa langkah. Lalu tajomaru menyergap takehiko. Sempat terjadi
pergumulan tetapi karena takehiko tidak siap, akhirnya dapat dilumpuhkan Tajomaru.
Tajomaru mengikatnya. Takehiko berteriak

Takehiko ; bangsat! penipu! tolong…

Tajomaru menyumbat mulut Takehiko. Ia merontah rontah. Tajomaru tertawa dan
meninggalkannya.
Tajomaru datang sambil menyeret Masage. Masage langsung menubruk Takehiko.

Masage ; dasar bajingan. Penipu. Kubunuh kau!

Masage menghunus pedang kecil yang terselip dipinggangnya. Ia menusukkan pisau itu
ketubuh Tajomaru. Tajomaru mengelak lalu menangkap tangan Masage. Tajomaru
menyeretnya kedalam semak semak. Takehioko menatap jijik. Setelah selesai Tajomaru melempar Masage ke arah Takehiko dengan tertawa. Ia hendak pergi.

Masage ; tunggu. Tunggu. Tajomaru, aku telah ternoda dan telah disaksikan sendiri oleh dua orang lelaki, kau dan suamiku. Ini menyakitkan dari kematian. Oleh karena itu, aku minta….

Tajomaru ; kau minta aku atau suamimu mati, hah!

Masage ; ya, salah satu dari kalian harus mati. Kalau kalian diam saja, dari pada menanggung malu, lebih baik aku yang mati. Biar aku saja yang mati.

Tajomaru ; [ ke Takehiko ] hei, dengarlah. Masa depan Perempuan ini harus di selamatkan, oleh karena itu, di antara kita harus ada yang mati. Dia benar. Soal ini bukan hanya soal nafsu birahi bagiku. Ini soal harga diri laki laki. Aku ingin memperisterikan dia. Karena itu, aku terpaksa akan membunuhmu. Tapi aku Tajomaru lelaki yang bukan pengecut. [ Tajomaru melepaskan ikatan Takehiko dan memberinya pedang. Pertempuran terjadi dengan serunya. Takehiko berhasil di tikam. Masage menghilang. Tajomaru menyusul ].

PENTAS TERANG KEMBALI – MASAGE MUNCUL – TAKEHIKO DAN TAJOMARU
DUDUK – BERSILA – MEREKA BERDUA TERLIHAT SAMAR – SAMAR.

Masage ; Saudara saudara apalagi yang dapat ku perbuat.. ? Telah ku tikam kerongkonganku dengan pedang kecil, telah ku lempar diriku dalam kolam di kaki gunung, dan telah ku coba bunuh diri dengan berbagai cara, tetapi aku tidak punya tenaga untuk mati. Aku tidak mampu mengakhiri nyawaku, aku masih hidup, Aku tidak berguna lagi, aku sudah ternoda, aku telah di tinggal kan oleh Dewi Kwannon yang paling ramah. Bajingan itu, setelah memaksaku melayaninya ia menghina dan mengolok-olok suamiku yang terikat, Betapa kasihan suamiku. Semakin ia berontak, semakin kuat talinya.

MASAGE OUT – LAMPU MATI – LAMPU HIDUP – SOSOK TAKEHIKO – DALAM
TANGAN TERIKAT – TAJOMARU DAN MASAGE MUNCUL-

Tajomaru ; Terima kasih. Aku puas sekali karena dapat melampiaskan nafsuku.[ Tertawa ]. Masage lari ke arah Takehiko, Tajomaru membuka tali ikatan Takehiko kemudian lari sambil tertawa.

Masage ; Takehiko, maafkan aku… Kau marah? Kau marah padaku? Jangan, Jangan kau menatapku seperti itu…[ masage mengambil pedang kecil di tasa tanah ] Bunuh lah aku! [ Takehiko diam saja sambil terus menatap tajam Masage.Masage tambah histeris di tatap oleh Takehiko seperti itu ].

Masage ; Stop! Berhenti, berhenti kau menatapku. Jangan, jangan kau tatap aku seperti itu. Takehiko, karena segalanya sudah terjadi, aku sudah tidak ingin hidup bersamamu lagi. Aku sudah memutuskan untuk mati. Kau sudah memandang hina diriku, dari tatapanmu kau sudah jijik denganku. Tetapi… Kau pun harus mati, kau mengetahui aibku. Aku tidak dapat membiarkan kau hidup.

[ Takehiko hanya membalas dengan tatapan yang makin tajam. Masage sambil
menghunus pedang kecil, ia mendekati Takehiko ]

Masage ; Jangan, jangan kau tatap aku seperti itu. Jangan…. ! [ masage menusuk Takehiko, lalu menikam lehernya sendiri dan jatuh ].

PENTAS TERANG KEMBALI – TAKEHIKO MUNCUL – TAJOMARU DAN MASAGE
DUDUK. MEREKA BERDUA TERLIHAT SAMAR – SAMAR.

Takehiko ; Saudara saudara memanggil saya? Inilah saya Roh Kanazawa no Takehiko. Roh dari perempuan itu…………………………………………………………………………..
Apa ? Saudara saudara sudah mengetahui pengakuan perempuan dan perampok itu? Bukan, bukan begitu. Saudara saudara boleh percaya atau tidak. Setelah memperkosa istri saya, perampok itu duduk didekat nya dan merayu istri saya. Saya tidak dapat berbuat apa apa. Saya hanya bisa mengedipkan mata kearah istri saya beberapa kali, sebanyak kata untuk mengucapkan ‘’ jangan percaya pada perampok itu ‘’. Tetapi istri saya, yang bersimpu murung diatas daun daun bambu, menatap lekat di pangkuannya sendiri. Sikapnya memberi kesan bahwa ia sedang mendengarkan lelaki itu. Saya sangat cemburu. Sementara perampok itu terus saja bicara lihai, dari satu pembicaraan ke pembicaraan yang lain. Akhirnya ia membuat tawaran yang berani dengan lancang.

LAMPU MATI – LAMPU HIDUP – SOSOK TAKEHIKO DALAM TANGAN TERIKAT
– TAJOMARU DAN MASAGE MUNCUL- MESRA

Tajomaru ; kehormatan mu sudah ternoda, dan hubungan suamimu tidak akan baik selamanya, karena itu tidakkah kau bersedia menjadi istri ku? Cintaku padamu itulah yang mendorongku untuk memperkosamu.

Masage ; baiklah, kalau begitu bawalah aku bersama mu, kemanapun kau pergi. Akan tetapi sebelum kau membawa aku, bunuhlah dia terlebih dahulu. Kalau dia masih hidup, aku tidak dapat pergi denganmu. Bunuhlah dia! bunuh! bunuh dia!

Tajomaru ; [ tertawa lalu tiba tiba menginjak Masage.] apa yang harus kulakukan untuk istri yang mengkhianatimu ini?. Membunuhnya atau melepaskanya?. Cepat kau hanya perlu mengangguk saja. Bunuh? Atau lepaskan? [ melepaskan injakan ] bunuh? ! ! atau lepaskan? ! !

Masage melarikan diri.

Tajomaru ; bangsat! aku harus melarikan diri sebelum semuanya kacau [ melepaskan ikatan Takehiko dan melarikan diri.

Takehiko mengambil pedang kecil lalu menikam dirinya.

LAMPU MATI – LAMPU HIDUP – STAGE TELAH DUDUK TAKEHIKO, MASAGE DAN TAJOMARU. SIKAP DIAM DAN KELIHATAN SAMAR. PENEBANG KAYU MASUK

Penebang ; saudara saudara, sebenarnya saya bukan hanya menemukan mayatnya, tetapi saya juga menyaksikan peristiwa pembunuhan itu. Memang, kepada polisi saya saya Cuma bersaksi bahwa saya tidak melihat langsung peristiwa pembunuhan itu karena saya tidak mau terlibat. Saya takut, saudara saudara. Apalagi saya hanya seorang penebang kayu.
Saudara boleh meragukan kesaksian saya karena saudara saudara sudah mendengar pengakuan dari pelaku peristiwa pembunuhan itu sendiri. Tapi saudara saudara lebih mempercayai pengakuan siapa? Siapa yang benar diantara mereka? Saya, sayalah oarang yang tidak mempunyai kepentingan dalam cerita ini.
Inilah kesaksian saya!

LAMPU MATI – LAMPU HIDUP – SOSOK TAKEHIKO DALAM TANGAN TERIKAT
– TAJOMARU DAN MASAGE MUNCUL MENANGIS

Tajomaru ; kalau aku sekarang masih merampok, itu karena agar aku bisa bertahan hidup. Tapi kali ini berbeda. Aku sudah mendapatkanmu. Bukan hanya tubuhmu, hatimu juga aku miliki. Aku ingin kau jadi istriku. Kalau kau mau, aku tak akan merampok lagi. Sudah cukup aku hidup seperti ini. Kalau kau tak mau uang haram, aku akan bekerja. Aku akan berjuang untuk menghidupimu. Aku akan melakukan segalanya jika kau menikahiku. Menikahlah denganku! kalau kau tidak mau, aku harus membunuhmu. Tolong katakan ya. Berhentilah menangis dan jawablah aku, katakan kau mau jadi istriku. Katakan!

Masage ; tidak mungkin! mana mungkin jadi istrimu, sedangkan aku masih mempunyai suami [ mlepaskan ikatan Takehiko ].

Tajomaru ; aku tahu. Memang laki laki yang harus membuat keputusan.

Takehiko ; tunggu!. aku tidak mau berkorban untuk wanita semacam itu. Kau sudah disetubuhi oleh dua orang lelaki, kenapa kau tidak bunuh saja diri mu yang sudah ternoda itu. Aku tidak mau dengan wanita yang tidak tahu malu. Kau boleh memilikinya. Biar aku lebih memilih kudanya dari pada dia.

Tajomaru hendak pergi.

Masage ; tunggu!

Tajomaru ; jangan ikuti aku!

Takehiko ; berhenti menangis, tidak ada gunanya lagi kau menangis.

Tajomaru ; hentikan, jangan kau marahi lagi. wanita ini sudah lemah.

Masage ; [ tertawa ] kalian yang lemah! kau suamiku, mengapa kau tak bunuh dia, tetapi kau suruh dia membunuhku. Dan kau! [ pada Tajomaru ]. Kau buka laki laki juga[ tertawa ]. Ketika ku tahu kau Tajomaru, aku berhenti menangis. Aku benci hidup dengan rutinitasku. Aku pikir Tajomaru dapat mengeluarkan aku dari ini ‘’ kalau ia menyelamatkanku, aku akan lakukan apa saja’’. Aku pikir begitu. Tapi kau sama dengan suamiku. Ingatlah, wanita mencintai pria yang mencintainya dengan sungguh sungguh, seseorang yang mau berkorban untuknya.

Tajomaru deangan Takehiko akhirnya berkelahi. Tetapi dengan penuh ketakutan.
Akhirnya Tajomaru berhasil menikam Takehiko. Masage lari ketika didekati Tajomaru.

BLACK OUT
Tamat.

Direvisi ulang dari berbagai sumber untuk kebutuhan pentas Teater RAS
Oleh ; Arif HArtono

Published in: on 17 Juni 2009 at 09:38  Tinggalkan sebuah Komentar